Suara.com - Hanya gara-gara tak diterima di SMA favorit, seorang gadis berusia 16 tahun yang baru lulus SMP, nekat gantung diri.
EPA, inisial siswi itu, ditemukan tewas di kamar indekosnya, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (29/5/2018). Sebelum tewas, EPA diketahui ingin masuk SMA favorit di Blitar, tapi tak diterima.
“Kami masih menyelidiki motif kematian EPA. Kami menemukan empat surat wasiat EPA yang diduga ditulisnya sebelum bunuh diri,” kata Kasatreskrim Polres Blitar Kota Ajun Komisaris Heri Sugiono, Kamis (31/5).
Ia mengatakan, polisi sudah mengonfirmasi empat surat wasiat tersebut kepada keluarga EPA. Pihak keluarga memastikan, surat itu ditulis tangan oleh EPA.
Selain itu, EPA juga mencantumkan nomor telepon Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo. Ia turut menyisipkan kartu BPJS miliknya dalam amplop surat wasiat tersebut.
”Berdasarkan keterangan keluarga, terutama kakak korban, dia sedang ada masalah,” terangnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menduga, EPA bunuh diri karena kurangnya informasi mengenai penerimaan siswa baru.
"Jadi yang bersangkutan (siswa tersebut) merasa tidak bisa masuk ke sekolah yang dicita-citakan. Hal ini diduga karena kurangnya informasi yang diperoleh yang bersangkutan baik dari pihak sekolah maupun orang tua," ujar Muhadjir seperti diberitakan Antara.
Mendikbud menjelaskan, meskipun berada di luar zonasi, dalam Permendikbud 14/2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dijelaskan masih diberi celah untuk masuk bagi siswa yang berada di luar zonasi.
Baca Juga: Bareng Nafa Urbach, Foto Melet Tata Janeeta Diprotes Warganet
Menurut Muhadjir, jika informasinya lengkap maka seharusnya tidak terjadi hal seperti itu.
Selain itu, Mendikbud juga menduga ada beberapa masalah yang menyertai seperti siswa tersebut tidak tinggal dengan orang tuanya.
"Bayangkan, anak SMP tidak tinggal dengan orang tuanya, pasti ada kekosongan." Mendikbud juga menjelaskan prestasi anak tersebut bagus dan pernah ikut olimpiade. Untuk itu, dia mengimbau pada pihak sekolah untuk memberikan bimbingan terutama untuk tingkat SD dan SMP.
"Jangan biarkan anak berjalan tanpa bimbingan orang tua dan keluarga. Dalam sistem zonasi, perlu adanya bimbingan orang tua dan juga sekolah kemana anak itu sekolah. Jangan dibiarkan anak tersebut memutuskan sendiri," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Mendikbud Bantah Anak Pelaku Bom Surabaya Anti Pelajaran Agama
-
Pemuda Gantung Diri karena Cintanya Diputus Kekasih
-
Sempat Minggat, Calon Bidan Ditemukan Tewas Tergantung di Asrama
-
Keluarga Tahu Daryoso Gantung Diri di Tiang Tol dari Youtube
-
Daryoso Gantung Diri di Tiang Lampu Tol Disaksikan Banyak Orang
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku