Razan adalah penduduk Khuzaa, desa agraris dekat perbatasan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza selatan.
Ashraf al-Najjar, sang ayah, memunyai toko suku cadang sepeda motor. Namun, usahanya itu hancur luluh lantak oleh serangan udara Israel dalam kurun perang 2014. Sejak saat itu, ia pengangguran.
Sementara Razan adalah anak tertua dari enam bersaudara keluarga Ashraf. ”Nilai-nilai akademik Razan tidak cukup bagus dalam ujian sekolah menengah untuk belajar di universitas,” tuturnya.
Setelah lulus sekolah, Razan mengikuti pelatihan paramedis di Rumah Sakit Nasser Khan Younis selama dua bulan. Setelahnya, ia menjadi sukarelawan medis lembaga nirlaba yang peduli terhadap kemerdekaan Palestina.
”Pada Jumat itu, Razan sempat sahur dan berdoa Ramadan bersama kami. Tapi matahari kala itu ternyata cepat terbenam. Itulah terakhir kali kami melihatnya,” tuturnya.
Razan, ketika diawancarai di kamp protes pada bulan lalu mengakui bangga terlibat dalam demonstrasi tersebut.
”Ayahku bangga terhadapku. Tujuan kami satu, menyelamatkan nyawa rakyat Palestina. Selain itu, ini pesan kepada dunia, bahwa tanpa senjata, kami bisa melakukan apa saja,” tegasnya.
Razan adalah orang Palestina ke-119 yang tewas sejak protes tersebut dimulai pada Maret lalu. Razan adalah satu-satunya warga Palestina yang dilaporkan meninggal dalam demonstrasi pada hari Jumat tersebut.
Baca Juga: Ingin Tahu Fakta Terkini Tentang Kasus Kanker di Dunia? Baca Ini!
Selang sehari, Sabtu (2/6), Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan yang mengutarakan kemarahan atas pembunuhan paramedis. Sebab, dalam peraturan perang ataupun demonstrasi, penembakan terhadap tenaga medis adalah perbuatan paling keji dan tercela. Si penembak dikategorikan sebagai ”penjahat perang”.
Militer Israel berjanji menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa penembak Razan. Namun, mereka juga menegaskan warga sipil tak boleh terlampau dekat dengan pagar perbatasan.
“Kami telah berulang kali memeringatkan warga sipil tidak mendekati pagar, terutama saat ada insiden kekerasan atau serangan teroris (militan Palestina). MIliter kami akan bertindak tegas dan profesional terhadap semua yang tak mematuhi aturan itu,” demikian pernyataan resmi Israel mengenai kematian Razan.
***
Sabtu siang, ribuan orang mengarak peti mati Razan yang berbalut bendera Palestina dan mengantarkannya ke pemakaman Al Najar, Gaza.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Promo MRT Rp 1 dan Jadwal Operasional Tanggal 31 Desember 2025-1 Januari 2026
-
Jalan Sudirman-MH Thamrin-Bundaran HI Ditutup, Ini Rute Alternatifnya
-
Warga Antusias Rayakan Tahun Baru di Bundaran HI Meski Tanpa Kembang Api: yang Penting Jalan-Jalan
-
Transportasi Aceh-Medan Pulih, Mobilitas Warga dan Roda Perekonomian Regional Kembali Bergerak
-
Tersangka Korupsi Pokir Dinsos Lombok Barat Belum Ditahan, Kejari Mataram Beberkan Alasannya
-
Elit PDIP soal Wacana Pilkada Dipilih DPRD: Rakyat Akan Marah, Hak-haknya Diambil
-
Kondisi Terkini Bundaran HI Jelang Malam Tahun Baru 2026, Warga Mulai Merapat
-
Penjualan Terompet Tahun Baru di Asemka Sepi, Pedagang Keluhkan Larangan Kembang Api
-
Prediksi Cuaca Malam Tahun Baru untuk Semua Wilayah di Indonesia
-
Dua Kunci Syahganda Nainggolan Agar Rakyat Kaya dalam 5 Tahun: Upah dan Redistribusi Tanah