Suara.com - Hampir tiga jam lebih Ridwan (9) menunggu tepat di bawah sebuah rumah panggung yang berada di pinggir ruas jalan utama Kota Palembang, Sumatera Selatan, Senin (4/6/2018).
Entah lupa atau sengaja, seragam putih merah yang dikenakannya pun masih melekat di badannya. Sepasang sepatu sekolah sudah digantinya dengan sendal butut. Sesekali ia menyeka keringat yang menetes di keningnya, lantaran cuaca yang mulai terik menyengat kulit.
Sebenarnya tidak hanya Ridwan. Ada puluhan warga lainnya yang melakukan hal serupa di halaman sebuah rumah limas milik keluarga almarhum H Abdul Rozak (HAR) di Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Ilir Timur I Palembang, Sumatera Selatan.
Keberadaan Ridwan dan puluhan warga lain bukan tanpa disengaja. Mereka rela mengantre berjam-jam demi lembaran rupiah yang dibagikan oleh sang empunya rumah.
Sebuah tradisi sedekah berupa uang yang dilakukan keluarga HAR kepada masyarakat yang membutuhkan selama Ramadan.
"Ikut antre kak. Sekadar buat jajan setelah berbuka puasa nanti," ujar Ridwan membuka cerita.
Kurang dari setengah jam mengantre, akhirnya bocah itu memegang uang kertas dengan senyum sumringah.
"Hampir setiap hari memang selalu kesini (rumah HAR). Kadang juga main bola sambil menunggu antrean. Lumayan bisa dapet Rp 5.000 kak," katanya sembari pergi.
Tak hanya anak-anak kecil, orangtua hingga lansia pun ikut menikmati sedekah yang diberikan oleh keluarga besar HAR.
Baca Juga: Ngeri! Ini Isi Grup Whatsapp yang Dibuat Terduga Teroris Riau
Suara.com mencoba menemui salah satu keturunan langsung dari HAR yang tetap mempertahankan tradisi tersebut. Belakangan diketahui bernama H Rudi Yusuf HAR.
Beliau merupakan generasi ketiga dari HAR. Menurutnya, aktivitas sedekah ini mulanya dilakukan dengan membagikan bubur sop kepada warga selama Ramadan sejak 1960 silam. Namun pada tahun 1980-an diubah menjadi sedekah berupa uang.
Rudi mengatakan, mulanya bubur sop tersebut dibagikan sebagai menu berbuka puasa bagi musafir dan warga yang melintas di depan rumah. Ini bentuk berbagi rezeki selama ramadan.
Sayangnya, sang juru masak yang sesuai dengan harapan keluarga sulit untuk dicari.
"Pihak keluarga menggantinya dengan menggunakan uang pada tahun 1980an. Ketika itu, satu orang yang mengantre mendapatkan sekitar Rp 80," ujarnya.
Tanpa bermaksud riya, lanjutnya, kegiatan ini memang hanya dilakukan selama 30 hari di bulan ramadan. Mereka berkeyakinan jika uang yang mereka miliki harus dibagi ke orang lain pula.
Berita Terkait
-
Harmoni Manusia dan Alam, Tradisi Sedekah Bumi Jadi Inspirasi Pariwisata Berkelanjutan
-
Sentil Rakyat Jangan Terus Minta Sedekah, Menko Zulhas Langsung Dapat Balasan Pedas
-
Wagub Sumut Surya Sebut Baznas Punya Peran Penting dalam Pembangunan
-
Melihat Tradisi Perang Obor di Jepara
-
Sedekah Kurban di 26 Titik Menjadi Cara PNM Teruskan Bentuk Syukur HUT ke-26
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka