Suara.com - Tiga mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung angkatan 2012, yakni Hendra Putra, Salman Abdillah dan Reza Wahyu Kumara, menciptakan sistem pengawasan ujian secara digital yang diberi nama EXAMINER. Sistem ini merupakan karya tugas akhir mereka.
"Proyek ini memakan waktu pengerjaan sekitar 4,5 bulan dan saya tertarik pada teknik pengolahan citra. Di sisi lain, pengawasan dalam ujian yang sering tidak teliti menjadi salah satu alasan kami mengembangkan proyek ini. Kami menamai proyek tersebut sebagai EXAMINER," kata Hendra Putra dalam siaran pers Direktorat Humas dan Publikasi ITB di Bandung, Kamis (7/6/2018).
Hendra menuturkan, sistem tersebut dibuat karena rasa keprihatinannya terhadap persoalan kecurangan dalam ujian seperti menyontek yang merupakan permasalahan terbesar dalam pelaksanaan ujian.
"Setiap pengawas dituntut untuk jeli dalam mengenal dan mengetahui bentuk-bentuk kecurangan ketika ujian tersebut berlangsung. Terkadang kecurangan tersebut luput dari pantauan sang pengawas ujian," katanya.
"Secara manusiawi hal tersebut bisa saja terjadi dikarenakan mungkin faktor human error, seperti kelelahan, atau dilanda kebosanan saat melakukan pengawasan ujian. Hal inilah yang kemudian menginspirasi untuk membuat karya ini," lanjut Hendra.
Sistem digital berbasis deteksi gestur tubuh ini juga sempat dipamerkan di Electrical Engineering Days (EEDays) 2018 pada tanggal 22-24 Mei 2018 lalu. EEDays merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Prodi Elektro STEI ITB dan telah berlangsung sejak tahun 2014.
Sementara itu, Salman Abdillah menjelaskan bahwa sistem EXAMINER ditentukan oleh gestur tubuh berdasarkan pergerakan sendi yang akan terekam oleh sensor gerak. Sensor tersebut akan mendeteksi gestur tubuh.
Sensor gerak ini bernama Kinect Sensor. Pada umumnya sensor ini digunakan pada permainan atau game yang melibatkan pergerakan tubuh sang pemain.
"Kinect Sensor dapat merekam gestur tubuh seperti isyarat jari, pergerakan tangan yang membuka kertas, mengulurkan tangan, dan pergerakan leher yang menengok," kata Salman.
Keterbatasan Kinect Sensor dalam mendeteksi objek dibantu oleh suatu subsistem yang bernama You Only Look Once (YOLO). YOLO akan mengidentifikasikan objek yang terekam oleh empat kamera dalam ruangan 4x4 meter.
"YOLO akan mendeteksi objek yang berupa tangan atau gerakan tangan yang menggenggam kertas," katanya.
Setelah gestur dan objek teridentifikasi oleh Kinect Sensor dan YOLO, terdapat subsistem terakhir bernama RabbitMQ yang bertugas untuk mengirimkan data berupa tangkapan layar kepada seseorang yang menjadi pengawas secara terintegrasi.
"Hasil tangkapan layar terkirim kepada si pengawas dalam waktu sekitar satu hingga dua detik, sehingga sistem ini dapat dikatakan real-time system," kata Salman.
Akurasi EXAMINER dalam mendeteksi gestur tubuh berkisar 94 persen dengan percobaan sebanyak 200 kali. Selain itu, sistem ini dapat melakukan pengawasan secara kontinu hingga tiga jam.
Walau cukup memuaskan, EXAMINER masih memiliki beberapa kendala seperti jangkauan yang terbatas, kemampuan yang dipengaruhi oleh objek yang diamati, cahaya, sudut pemasangan sensor, sudut pemasangan kamera, dan lain-lain.
Berita Terkait
-
Hebat, Mahasiswa ITB Ciptakan Alat Identifikasi Kecelakaan Laut
-
UNBK 2018 di Sumsel, Siswi Hamil Ikut Ujian sampai Server Mati
-
Kumpulan Masalah Teknis UNBK 2018 Hari Pertama di Daerah
-
Hari Kedua UNBK, Internet Lelet Sebabkan Ujian Molor 2 Jam
-
Mendikbud: Belum Ada Laporan Masalah Listrik dan Internet di UNBK
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?
-
Saya Tanggung Jawab! Prabowo Ambil Alih Utang Whoosh, Sindir Jokowi?