Suara.com - Duka tengah menaungi civitas Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, seorang mahasiswa bernama Dwi Ramadhani Herlangga (25) baru saja menjadi korban klitih hingga meninggal dunia.
Klitih adalah istilah yang biasa digunakan di Yogyakarta untuk menyebut aksi anarkisme sekelompok orang yang identik dengan remaja yang ingin melukai korbannya. Ironisnya, aksi ini kerap dilakukan menggunakan senjata tajam seperti pisau, gir, pedang, samurai atau senjata lainnya.
Dwi Ramadhani Herlangga tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Inggris UGM. Ia diserang sekelompok remaja pada Kamis (7/6/2018) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB di kawasan Simpang Empat Mirota Kampus, Jalan C Simanjuntak Yogyakarta.
Saat itu, Dwi bersama rekannya awalnya hendak membagikan sahur gratis kepada masyarakat yang kurang mampu. Tiba-tiba mendadak dipepet oleh dua orang yang berboncengan sepeda motor. Salah satu dari kedua orang itu lantas mengeluarkan celurit dan menyabetkannya ke arah korban.
Dalam kondisi berlumur darah, Dwi dilarikan ke RSUP dr. Sardjito. Malang tak bisa ditolak, nyawa Dwi tak tertolong, ia menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 06.00 WIB.
Kepala Bidang Humas dan Protokoler UGM, Iva Ariani mengaku keluarga besar UGM amat terpukul dan berduka atas kejadian tersebut. Jenazah almarhum kini sudah dibawa ke rumah duka di Semarang, dengan terlebih dahulu dilepas oleh Wakil Rektor III UGM.
Menurut Iva, sosok Dwi Ramadhani merupakan mahasiswa angkatan 2010 yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian skripsi. Draft skripsi Dwi sudah rampung dikerjakan.
Menurut Iva, sosok Dwi adalah mahasiswa yang baik. Itu terlihat dari aktivitasnya melakukan pembagian sahur gratis kepada kaum duafa. Pihak UGM pun akan memberikan dana sosial untuk keluarga.
"Beliau (Dwi) meninggal dalam keadaan baik, kami merasa terpukul dan berduka. Untuk santunan biasanya ada dana sosial yang diberikan kepada keluarga," kata Iva kepada Suara.com melalui sambungan telepon.
Ia berpesan kepada seluruh mahasiswa UGM maupun masyarakat untuk selalu waspada atas aksi klitih yang akhir-akhir ini telah meresahkan sekaligus mencoreng nama baik Yogyakarta.
"Ini persoalan yang diwaspadai oleh masyarakat Jogja. Ini kaitannya tidak dengan UGM saja. Tapi masyarakat yang tidak nyaman dengan kondisi ini," imbuh Iva (Somad)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Jalan Ketiga Lukas Luwarso: Buru Ijazah Asli Jokowi, Bongkar Dugaan 'Operasi' Penutupan Fakta
-
Menunggu Nasib Lima Anggota DPR Nonaktif di Tangan MKD, Hati-hati Publik Marah Bila...
-
Tragis! Dikeroyok Teman Satu Tongkrongan, Luis Tewas di Depan Masjid usai Pesta Miras
-
Zulkifli Hasan Klaim Program MBG Bisa Tingkatkan IQ Anak Indonesia
-
Buron Korupsi E-KTP Paulus Tannos Lawan KPK dari Singapura, Gugat Penangkapan Lewat Praperadilan!
-
Usut 'Borok' Sahroni hingga Eko Patrio, MKD Gandeng Kriminolog hingga Analis Perilaku
-
Sosok Teuku Faisal Fathani: Penemu Alat Pendeteksi Longsor yang Kini Pimpin BMKG
-
Kepala BMKG Diganti: Profesor UGM Teuku Faisal Gantikan Dwikorita, Menhub Peringatkan Hal Ini
-
Perintah Tegas Prabowo Usai Airbus A400M Mendarat: Sulap Jadi Ambulans Udara dan Damkar
-
Bantah Korupsi, Sahroni 'Serang' Balik: yang Teriak Itu Boro-boro Bayar Pajak, Pasti Nunggu Sembako!