Suara.com - MB, gadis berusia 22 tahun asal Perancis, diperkosa lelaki pemandu wisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Pemerkosaan itu terjadi pada Selasa (12/6), dan baru dilaporkan ke aparat Polres Manggarai Barat pada Rabu (13/6).
Peristiwa tersebut berawal saat MB meminta A memandunya ke lokasi wisata Air Terjun Cunca Wulang. A lantas mau mengantar MB dengan sejumlah imbalan. Keduanya pergi memakai sepeda motor.
Tapi, seusai MB menikmati wisata alam dan hendak minta diantar pulang, A justru memaksanya melakukan hubungan badan.
MB marah dan mentah-mentah menolak ajakan A. Tapi, pemuda tersebut mengancam bakal memanggil rekan-rekannya untuk secara bersama-sama memerkosa MB. Pelaku akhirnya bisa merudapaksa korban.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, Kamis (21/6/2018) kepada Antara, meminta maaf atas kasus pemerkosaan tersebut.
"Mewakili Pemerintah Provinsi NTT, kami minta maaf mendalam atas peristiwa asusila yang menimpa wisatawan asing asal Prancis ketika berkunjung ke Labuan Bajo, juga untuk keluarga korban," kata Marius Ardu Jelamu.
Marius mengakui telah berkoordinasi dengan aparat Kepolisian Resor Manggarai Barat, untuk memburu dan segera menangkap pelaku.
"Harus segera ditangkap dan diberikan hukuman tegas. Kami juga minta agar Pemda setempat memastikan korban mendapatkan pelayanan maksimal untuk pemulihan kondisinya," katanya.
Baca Juga: HUT DKI ke - 491, Ini Acara Perayaannya
Menurut Marius, peristiwa pelecehan terhadap wisatawan asing di Labuan Bajo sudah sering kali muncul dari oknum tukang ojek di daerah itu, yang berkedok sebagai pemandu wisata.
Peristiwa seperti ini, lanjutnya, berdampak buruk terhadap promosi pariwisata Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan nasional itu.
Untuk itu, Marius meminta pemerintah daerah setempat agar segera mengambil langkah konkret berupa penataan layanan ojek kendaraan sepeda motor di daerah itu.
"Ini meski segera ditata. Ojek-ojek yang beroperasi mesti dibentuk dalam pos-pos yang terdaftar secara resmi sehingga mudah diketahui dan dikontrol," katanya.
Lebih lanjut, Marius juga meminta agar wisatawan yang selanjutnya berkunjung ke Labuan Bajo dan sekitarnya agar memanfaatkan jasa angkutan resmi yang keberadaannya diketahui secara jelas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu