Suara.com - Peristiwa tragis yang menimpa 12 bocah Thailand terjebak dalam gua bersama satu orang gurunya dikabarkan menelan satu orang korban jiwa. Korban meninggal itu justru datang dari salah satu anggota penyelamat.
12 bocah Thailand bersama satu orang gurunya itu diketahui terjebak di dalam Gua Tham Luang, Chiang Rai, Thailand sejak 23 Juni 2018 lalu. Proses evakuasi menegangkan sekaligus berbahaya dilakukan untuk menyelamatkan para korban.
Mengutip laman Reuters, Minggu (8/7/2018), salah satu anggota tim penyelamat bernama Samarn Poonan meninggal dunia setelah kehabisan suplai oksigen saat menjalankan operasi penyelamatan 13 orang yang terjebak di dalam gua pada Kamis (5/7/2018).
Samarn Poonan merupakan salah satu anggota tim penyelamat yang juga merupakan mantan anggota Angkatan Laut Thailand (Thai Navy Seal).
"Samarn Poonan, mantan anggota unit SEAL Angkatan Laut Thailand yang merupakan bagian dari tim penyelamat di Chiang Rai, meninggal pada Kamis malam setelah memasuki gua untuk meletakkan tangki oksigen di tempat yang berpotensi menjadi jalur keluar dari gua," kata komandan SEAL Thailand.
Demi menyelamatkan 13 orang yang terjebak di Gua Tham Luang, tim penyelamat memang harus berani mengambil risiko. Sebab, jalur menuju lokasi terjebaknya 13 orang tersebut dari pintu masuk gua mencapai 2,5 kilometer jika ditarik garis lurus, namun bisa mencapai 4 km karena jalurnya yang berliku.
Tak sampai di situ, tim penyelamat juga harus menyelam di gua yang sempit. Jarak pandang di dalam air pun juga sangat pendek karena air yang keruh.
Untuk sampai ke lokasi terjebaknya para korban itu hingga kembali lagi ke base camp, tim penyelamat harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 11 jam. Kehabisan oksigen seperti yang dialami Samarn Poonan merupakan risiko yang peluangnya paling besar terjadi.
Hingga Minggu, ke-13 orang yang terjebak banjir di Gua Tham Luang, Chiang Rai, Thailandm sejak 23 Juni 2018 lalu masih belum bisa dievakuasi. Berbagai macam upaya telah dan masih dilakukan tim penyelamat demi mengakhiri kisah tragis yang dialami 12 siswa sekolah sepak bola bersama seorang pelatihnya tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!