Suara.com - Sedikitnya 13 orang tewas dan 47 orang lagi cedera dalam ledakan bom bunuh diri yang terjadi saat pertemuan politik di Peshawar, Ibu Kota Provinsi bagian barat-laut Pakistan. Kejadian itu, Selasa malam (10/7/2018).
Juru Bicara Lady Ready Hospital, Zulfiqar Ali Babab Khel di Peshawar mengkonfirmasi 13 orang meninggal dan 47 orang lagi menderita luka dalam ledakan tersebut. Kepala Polisi Peshawar Qazi Jamil mengatakan Sekretaris Penerangan Provinsi Partai Nasional Awami (ANP) Haroon Bilour termasuk di antara orang yang tewas dalam serangan bunuh diri itu.
Seorang pembom bunuh diri meledakkan rompi peledaknya ketika Haroon Bilour bertemu dengan pekerja partai dalam satu pertemuan terbuka di Daerah Yakatoot, Peshawar --Ibu Kota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di bagian barat-laut Pakistan, kata perwira polisi tersebut.
Pembom itu bisa mendekati politikus yang tewas tersebut ketika para pekerja partai merayakan kedatangannya dengan kembang api, demikian laporan Xinhua Rabu pagi.
Polisi, pasukan keamanan dan tim pertolongan bergegas ke lokasi ledakan dan membawa jenazah serta korban cedera ke Lady Reading Hospital. Regu Penjinak Bom dari kepolisian setempat mengatakan sebanyak delapan sampai 10 kilogram peledak selain satu kilogram pelor digunakan dalam serangan itu.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut. Bashir Bilour, ayah Haroon Bilour dan pemimpin senior ANP, juga tewas dalam ledakan bunuh diri selama kampanye pemilihan umum di Peshawar pada 2012.
Haroon Bilour mencalonkan diri untuk menjadi anggota Majelis Provinsi PK-78 dalam pemilihan umum 25 Juli di negeri itu.
ANP adalah partai nasionalis Pashtun dri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, dan memiliki wakil di Majelis Provinsi, serta di Majelis Tinggi dan Majelis Rendah Parlemen di negeri tersebut. Para pemimpin partai politik utama mengutuk serangan itu dan mendesak pemerintah menjamin keamanan politisi yang bersaing dalam pemilihan umum.
Kepala Komisi Pemilihan Umum Pakistan mengatakan itu adalah persekongkolan untuk menggangu proses bagi pemilihan umum yang bebas dan adil. (Xinhua/OANA)
Baca Juga: Bom Meledak di Pasuruan, Istana: Jokowi Sudah Tahu
Berita Terkait
-
Teroris Bom Pasuruan Berkaitan dengan Peledakan Gereja Surabaya
-
Biaya Pengobatan Anak Korban Bom Pasuruan Ditanggung Negara
-
Isi Bom Pasuruan Paku dan Baut, Anak 6 Tahun Kena Ledakan
-
Teroris Bom Pasuruan Terlibat Peledakan Pos Polisi Kalimalang
-
Bom Pasuruan Meledak Sendiri saat Dirakit dan Lukai Anak Pemilik
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
Terkini
-
Pemulihan Cikande: 558 Ton Material Radioaktif Berhasil Diangkut Satgas Cesium-137
-
Waspada Banjir Rob, BPBD DKI Peringatkan 11 Kelurahan di Pesisir Utara
-
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang & Mandiri Agen
-
KAI Siap Suplai Data dan Beri Kesaksian ke KPK soal Dugaan Mark Up Proyek Whoosh
-
Komisi Yudisial Periksa 3 Hakim Kasus Tom Lembong, Hasilnya Belum Bisa Dibuka ke Publik
-
Di Sidang MKD: Ahli Media Sosial Sebut Isu Demo Agustus Sarat Penggiringan Opini
-
PT KAI Koordinasi Danantara soal Restrukturisasi Utang Whoosh, Apa Hasilnya?
-
Onad Ajukan Rehabilitasi Akibat Penyalahgunaan Narkotika, Polisi Masih Tunggu Assessment
-
Prabowo Minta Pesawat Airbus A-400M Dilengkapi Modul Ambulans Hingga Alat Hadapi Kebakaran Hutan
-
Amnesty International Ingatkan Prabowo: Gelar Pahlawan untuk Soeharto Jadi Akhir dari Reformasi