Suara.com - Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono, mengatakan, tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazah nelayan yang dilaporkan hilang di pantai Karangbolong, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
"Korban atas nama Rohman (32) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada pukul 00.30 WIB di Pantai Sawangan, Desa Tambakmulya, Kecamatan Puring, Kebumen, yang berjarak sekitar 4 KM ke arah Timur dari lokasi kejadian," kata Mulwahyono di Cilacap, seperti dilansir Antara, Selasa (24/7/2018) dini hari.
Ia mengatakan setelah dievakuasi dari lokasi penemuan, jenazah Rohman segera dipulangkan ke rumah duka, desa Karangbolong RT 02 RW 01, kecamatan Buayan, Kebumen.
Dengan ditemukannya jenazah Rohman, maka operasi pencarian korban hilang di Pantai Karangbolong dinyatakan ditutup dan seluruh potensi SAR yang terlibat telah kembali ke pangkalan masing-masing.
Selain Basarnas Pos SAR Cilacap, operasi pencarian korban juga melibatkan personel Satpolair Polres Kebumen, Polsek Buayan, Koramil Buayan, BPBD Kebumen, SAR Lawet, SAR Elang Perkasa, MTA Kebumen, RAPI Kebumen, Bagana Kebumen, Banser, SAR Tunas Kelapa, Kebumen Rescue, Gertak's, serta keluarga dan masyarakat sekitar.
Peristiwa nahas yang dialami Rohman terjadi pada Minggu (22/7/2018), pukul 11.00 WIB, saat korban bersama seorang rekannya, Trisno, warga Karangbolong, sedang mencari rumput laut di pantai Karangbolong.
Akan tetapi tanpa mereka sadari, tiba-tiba datang gelombang tinggi yang langsung menghantam tubuh kedua orang itu.
Akibat kejadian tersebut, Rohman hilang terseret gelombang, sedangkan Trisno dapat selamat dari musibah itu.
Sedangkan, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di laut Selatan Jateng dan Yogyakarta.
Baca Juga: Ini Dia Daftar Negara di Dunia yang Tak Memiliki Utang
Bahkan, tinggi gelombang di wilayah Samudra Hindia Selatan Jateng-Yogyakarta pada hari Selasa (24/7/2018) hingga Rabu (25/7/2018) diperkirakan mencapai lebih dari 6 meter.
"Kami mengimbau nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil tidak melaut untuk sementara waktu karena tinggi gelombang lebih dari 6 meter sangat berbahaya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf