News / Nasional
Selasa, 31 Juli 2018 | 08:55 WIB
Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018. (Dok: Kemenpar)

Suara.com - Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018 layak didorong menjadi event dunia, sebab konsep yang ditawarkan spektakuler. Packaging penyelenggaraannya unik dan menarik,serta didukung aksesibilitas dan amenitas terbaik.

Penyelenggaraan BEC ke-8 digelar kolosal, dengan melibatkan berbagai latar belakang. Acara ini digelar Minggu (29/7/2018), membentang dari Alun-alun Taman Blambangan hingga Stadion Diponegoro. Catwalk bertema " Puter Kayun" ini memanjang hingga 2,5 km

Dengan melibatkan 11 panggung dan 10 tema berbeda, sepanjang rute karnaval dipenuhi puluhan ribu wisatawan. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur, bahkan sebagian dari Bali.

Wismannya juga ada. Maklum, BEC dipilih sebagai free open trip oleh 25 wisman dari 16 negara.

“BEC ini event yang besar. Upaya megembangkannya menjadi lebih besar harus dilakukan. Saat ini progres pariwisata sangat bagus. Tahun 2017, pariwisata menyumbang devisa USD 12,5 miliar. Jumlah kunjungan wisman naik signifikan. Kontribusinya berpengaruh besar pada neraca berjalan,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, Minggu (29/7/2018).

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2018. (Dok: Kemenpar)

Pelaksaan event juga disuguhkan spektakuler. BEC diawali dengan berbagai live music. Duet Fitri Carlina dan Danang D’Academy Asia (DA) juga ikut menaikan adrenalin melalui beberapa lagu, seperti Serasa, yang dipopulerkan Chrisye.

Usai opening ceremony, pesta pun dilanjutkan kembali. Fragmen ‘Puter Kayun’ pun disajian secara kolosal karena melibatkan 100 seniman The Sun Rise of Java.

“Kami sangat terkesan dengan semua potensi yang ada di Banyuwangi. Culture di sini sangat kuat. Ini menjadi atraksi yang luar biasa,” papar Luhut lagi.

Kostum yang dibawakan menjadi representasi kekayaan nature dan culture milik The Sun Rise of Java. Detailnya terlihat unik, kaya warna, dan artistik. Tak kalah dengan kostum Jember Fashion Carnaval yang sudah mendunia.

Nuansa Banyuwanginya jangan ditanya lagi. Ukiran, bentuk, desain, sampai warna, semua representasi dari tema ‘Puter Kayun’. Event ini juga menyajikan kostum berupa kekayaan fauna Banyuwangi, seperti Burung Merak.

“Banyuwangi benar-benar menampilkan karya terbaik. Kami sangat gembira karena BEC tahun ini digelar sangat meriah. Melihat respons publik kepada BEC, Banyuwangi ini memang menjadi destinasi yang menjanjikan,” terang Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya.

Seiring terbukanya pintu udara, jumlah kunjungan wisatawan di Banyuwangi naik signifikan. Semester pertama 2018, jumlah wisatawan naik signifikan 175.878 orang dari periode sama di tahun lalu.

Angka riilnya, 2.589.587 wisatawan. Kunjungan wisman surplus 2.913 orang, dengan jumlah baku 51.755 nama. Untuk wisnus, kenaikan sebanyak 172.965 orang hingga terakumulasi 2.537.832 nama.

“Kunjungan wisatawan di Banyuwangi selalu naik. Saat ini kenaikannya sangat kompetitif. Mereka ini nampaknya puas ketika berlibur ke Banyuwangi,” kata Menpar lagi.

Besarnya kenaikan jumlah kunjungan tidak lepas dari experience yang mereka dapatkan. Berdasarkan hasil survey Charta Politica, sebanyak 92,1 persen wisatawan mengaku senang berlibur ke Banyuwangi. Sebanyak 23,5 persen mengaku sangat puas dan cukup puas 68,6 persen wisatawan. Rasa tidak puas hanya  4,4 persen, lalu sisanya tidak menjawab.

Load More