Suara.com - Seorang narapidana di penjara Kabupatan Sidrap, Sulawesi Selatan memesan sabu sebanyak 5 kilogram. Pesanan itu belakangan terungkap dari jaringan narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan.
Fakta itu terungkap saat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel bersama Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel menggelar konferensi pers di Kantor BNNP Sulsel Jalan Manunggal 2, Kecamatan Tamalate, Kamis (2/8/2018) pagi.
Kepala BNNP Sulsel Brigadir Jenderal Mardi Rukmantio mengungkap peredaran 5 kg sabu dari total 6 kg yang diselundupkan melalui Pelabuhan Nusantara, Kota Parepate.
Tiga tersangka telah diringkus secara terpisah, masing-masing kakak beradik Antoni alias Tony bin Amang (39) dan Donny alias Dony bin Amang (33), serta oknum mahasiswa Munawir alias Saddang (29).
Setelah dilakukan pengembangan, diketahui pengendali, sekligus pemesan sabu sebanyak 6 kg dari Malaysia adalah M alias O, narapidana di balik jeruji Lapas Maros, Sulsel.
"Saya menceritakam bahwa ini kelompok dari Sidrap, yang dikendalikan salah satu narapidana di lapas Maros, dia sebagai pengendali utama, mengirim dan mendatangkan barang itu," jelas Mardi.
Penyidik BNNP kata Mardi telah melakukan pengembangan ke Lapas Maros untuk menindak narapidana inisial M. Namun lantaran yang bersangkutan masih menjalani kasasi, sehingga BNNP masih urung menjemput bandar narkoba itu.
"Kemarin di LP Maros sudah kita datangi, dia proses kasasi, dan kasasinya baru saja ditolak, artinya M alias O sudah inkrah dan kita bebas melalukan pemeriksaan lebih lanjut, tinggal kita tunggu dieksekusi hari ini," jelasnya.
Sementara Ustim ditemui seusai konferensi pers mengakui penyidik bakal kembali berkoordinasi dengan pihak Lapas Maros. Pasalnya narapidana kasus narkoba inisial M telah dieksekusi Rabu kemarin. Sehingga rencannya bakal menjemput tersangka untuk diperiksa di kantor BNNP Sulsel. (Lirzam wahid)
Baca Juga: Terungkap! Sindikat Penjualan Narkoba di Apartemen Gading Nias
Kontributor : Lirzam Wahid
Berita Terkait
-
Sabu dan Ekstasi Senilai Rp 20 Miliar Dijus di Kantor Polisi
-
Terungkap! Sindikat Penjualan Narkoba di Apartemen Gading Nias
-
Dalam Sebulan Bea Cukai Bali Tangkap 3 WNA Bawa Narkoba
-
Baru Nikah Siri, Pasutri di Bali Tertangkap Jadi Kurir Narkoba
-
Positif Nyabu, AKBP Hartono Terancam Dipecat dari Kepolisian
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
Terkini
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional