Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kerusakan terparah terdampak gempa 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kabupaten Lombok Utara. Gempa terjadi, Minggu (5/8/2018).
Kabupaten Lombok Timur juga mengalami merusakan namun untuk gempa susulan lebih banyak mengarah ke barat. Secara keseluruhan wilayah Lombok mengalami gempa dengan level 7 hingga lebih dari 7 MMI.
"Dampak terparah memang di Lombok Utara karena episentrumnya ada di sana. Skala yang dirasakan lebih dari 7 MMI (Modified Mercalli Intensity)," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Sedangkan wilayah Bima, Denpasar, Karangasem merasakan gempa dengan level 5-6 MMI yang artinya mengalami kerusakan ringan jika bangunan memenuhi standar tahan gempa. Sementara wilayah Kuta merasakan gempa pada level 4 MMI yang seharusnya tidak mengalami kerusakan jika bangunan standar tahan gempa.
Untuk wilayah Jawa Timur seperti Malang, Genteng, Situbondo dan NTT seperti Waingapu merasakan gempa dengan skala 2-3 MMI.
Sutopo mengatakan kendala yang dihadapi saat ini di lapangan kekurangan alat berat, padahal di Lombok Utara dan Lombok Timur kondisinya parah. Setidaknya tercatat ada tiga jembatan terputus.
Sebelumnya dalam pemberitaan Kabid Kedaruratan BPBD NTB Agung Pramuja mengatakan jika menyisir dari Kabupaten Lombok Barat hingga Lombok Utara kerusakan cukup besar. Bahkan di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, 80 persen rumah penduduk rusak. Ia juga menyebut terjadi longsor di sejumlah titik, jalan pecah-pecah dan beberapa jembatan roboh.
Selain Kabupaten Lombok Utara yang banyak mengalami rusak berat, wilayah Lombok Barat juga mengalami kerusakan cukup berat. Sedangkan di Kabupaten Lombok Timur, bangunan yang sebelumnya retak karena gempa 6,4 SR pada 29 Juli 2018 kini ada yang roboh.
Korban jiwa Sebelumnya Sutopo mengatakan jumlah korban jiwa pascagempa 7 SR yang mengguncang Lombok, NTB mencapai 91 orang. Sebanyak 72 orang tercatat di Kabupaten Lombok Utara, sembilan orang di Kabupaten Lombok Barat, empat orang di Kota Mataram, dua orang di Kabupaten Lombok Tengah, dua orang di Kabupaten Lombok Timur dan dua orang di Bali.
Baca Juga: Ilmuwan LIPI Ungkap Alasan Gempa Lombok Besar dan Menghancurkan
"Semuanya Warga Negara Indonesia," ujar dia.
Sementara total masyarakat yang terluka mencapai 209 orang, dan puluhan ribu orang mengungsi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
SPPG, Infrastruktur Baru yang Menghubungkan Negara dengan Kehidupan Sehari-Hari Anak Indonesia
-
Jaksa Kejati Banten Terjaring OTT KPK, Diduga Peras WNA Korea Selatan Rp 2,4 Miliar
-
6 Fakta Wali Kota Medan Kembalikan 30 Ton Beras Bantuan UEA, Nomor 6 Jadi Alasan Utama
-
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Nyawa Melayang dalam Kebakaran di Teluk Gong
-
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Mendagri Tito Minta Maaf
-
Menko PMK Pratikno: Dana LPDP Harus Perkuat Riset dan Ekosistem Pendidikan Nasional
-
OTT KPK di Bekasi, Bupati Ade Kuswara dan Ayahnya Disebut Ikut Diamankan
-
Gurita Harta Rp79 M Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang yang Kena OTT KPK, dari 31 Tanah ke Mustang
-
SPPG Dibangun dengan Konsep One-Flow Direction dan Sistem Cold Chain Modern
-
Profil Ade Kuswara Kunang, Bupati Milenial Bekasi yang Karirnya Kini 'Disegel' KPK