Suara.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei terhadap tingkat keterpilihan Joko Widodo dan Maruf Amin serta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019. Dari hasil survei, Jokowi - Maruf Amin unggul telak mendulang dukungan penuh dari pemilih muslim.
Peneliti LSI Denny JA Rully Akbar mengatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 1.200 responden, diperoleh hasil mayoritas umat Islam merasa lebih terwakili dengan pasangan Jokowi yang memilih Maruf Amin dari kalangan ulama.
"Seperti kita ketahui, Maruf Amin adalah ketua Majelis Ulama Indonesia sedangkan Sandiaga bukan tokoh yang dikenal dalam pergerakan Islam," kata Rully saat ditemui di Graha Dua Rajawali LSI, Jakarta Timur, Jumat (23/8/2018).
Rully menjelaskan, hal itu dapat dilihat dari 6 kategori salah satunya ormas. Hampir semua ormas memberikan dukungan kepada Jokowi - Maruf Amin, salah satunya Nahdlatul Ulama sebanyak 54,7 persen. Sementara, untuk ormas yang memberikan dukungan terhadap Prabowo-Sandi berasal dari ormas PA 212 dengan perolehan suara tertinggi mencapai 61,1 persen.
Tak hanya itu, sebagian besar umat Islam juga merasa puas dengan hasil kinerja pemerintahan Jokowi, hingga mencapai 75 persen. Sementara, hanya sebesar 19,9 persen umat Islam merasa tidak puas dan sebesar 1,6 persen sangat tidak puas dengan kepemimpinan Jokowi. Sebanyak 3,5 persen responden umat Islam tidak mau menjawab.
"Program penguatan ekonomi umat yang pernah digaungkan oleh Maruf juga menjadi salah satu alasan mayoritas umat Islam dukung Jokowi - Maruf Amin. Ada 84,7 persen responden yang dukung Maruf Amin karena program ini," ungkap Rully.
Disisi lain, karakter yang dimiliki oleh Jokowi dan Maruf Amin pun dinilai lebih unggul ketimbang Prabowo dan Sandiaga. Jokowi banyak dipilih lantaran jujur, nasionalis, religius, perhatian pada rakyat dan mampu mengambil keputusan dengan tegas.
"Sementara Prabowo hanya unggul pada karakter pintar dan berwibawa sebagai pemimpin. Dari sini terlihat, Jokowi - Maruf Amin unggul telak dibanding Prabowo - Sandiaga menurut hasil survei," tutur Rully.
Seperti diketahui, survei LSI Denny JA dilakukan pada 12 hingga 19 Agustus 2018 melalui metode face to face interview menggunakan kuesioner. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling terhadap1.200 responden dari 33 provinsi di Indonesia dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
Baca Juga: Lepas 212 Ton Bantuan Gempa, Anies: Terima Kasih Warga Jakarta
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya