Suara.com - Neno Warisman, artis lawas sekaligus aktivis gerakan #2019GantiPresiden, mengklaim mendapat perlakuan buruk dari aparat saat terjebak dalam mobil di kawasan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/8) akhir pekan lalu, setelah ditolak datang oleh warga.
Hal tersebut terungkap dalam bidik layar oborolan Neno Warisman dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, yang menyebar di media sosial.
Dalam obrolan tersebut, Neno Warisman mengakui dirinya dibentak oleh Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda).
Berikut pesan yang dikirimkan Neno kepada Fadli Zon yang saat ini masih di Mekkah.
"Mereka lakukan kekerasan di mobil,"
"Kabinda teriak ancam,"
"Kasar,"
"Dan aku dibohongi,"
"Dibawa ke VIP,"
Baca Juga: Tersangka PLTU Riau-1 Ungkap Aliran Rp 2 M ke Munaslub Golkar
"Kabinda itu kasar dan kejam,"
"Semoga Allah melaknat dia,"
Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS sekaligus penggagas gerakan #2019GantiPresiden, Senin (27/8/2018), mempertanyakan tugas fungsi pokok Badan Intelijen Negara, saat turut andil dalam proses pemulangan aktivis mereka, Neno Warisman.
Apalagi, Mardani sempat mendengar Kepala BIN Daerah Riau Marsekal Pertama (Marsma) TNI Rachman Haryadi memiliki kedekatan dengan salah satu partai politik.
Mardani menjelaskan, BIN seharusnya memahami tupoksi sebagai lembaga negara. Ia menyebut langkah BIN yang turut andil dalam pengadangan Neno Warisman sangatlah tidak bijak.
"Kami mendapat banyak info bahwa kepala BIN mungkin memiliki preferensi pada salah satu partai. Menurut saya, ini bukan langkah yang bijak membawa BIN dalam permasalahan 2019 ganti presiden," kata Mardani.
Berita Terkait
-
Neno Warisman Diusir Massa, Mardani: Kepala BIN Riau Partisan
-
PA 212 Serukan Jihad Kejar Warga Riau yang Tolak Neno Warisman
-
Neno Warisman Dikasari BIN, Sekjen Gerindra: Dasar Intel Melayu
-
SETARA: #2019GantiPresiden Aspirasi Politik, Dijamin UU HAM
-
Neno Warisman Tak Diizinkan Polisi Makan saat Terjebak di Mobil
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu