Suara.com - Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melayangkan nota protes ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Protes itu terkait adanya dugaan kampanye yang dilakukan oleh menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Ketua ACTA, Ali Lubis mengatakan, ada tiga menteri yang mereka duga telah melakukan kampanye terselubung. Ketiga menteri Jokowi itu adalah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
"Saya memasukan nota protes di mana beberapa hari yang lalu ada tiga menteri yang kami duga melakukan kampanye terselubung," kata Ali Lubis di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta, Pusat, Kamis (30/8/2018).
Menurut Ali, Mendagri Tjahjo Kumolo sempat menyuarakan seruan Joko Widodo dua periode dalam acara resmi di hadapan ribuan kepala desa pada tanggal 25 Juli 2018. Sementara Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo juga menyatakan jika Jokowi terpilih, dana desa bisa naik.
Kemudian Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018, ia diduga juga tengah melakukan kampanye terselubung.
Terkait hal itu, Wakil Ketua ACTA tersebut menuntut Bawaslu untuk bertindak tegas dalam melakukan pencegahan potensi pelanggaran penyalahgunaan kekuasaan oleh ketiga menteri Kabinet Kerja itu.
"Saat ini Bawaslu memang belum bisa menindak mereka karena belum resmi penetapan pasangan calon Pilpres 2019. Namun seharusnya Bawaslu bisa mengingatkan tiga menteri tersebut sebagai bentuk pencegahan penyalahgunaan kekuasaan," tutur Ali Lubis.
Ia menilai, sikap Bawaslu terhadap dugaan penyalahgunaan kekuasaan tersebut berbeda dengan sikap Bawaslu dalam memyikapi dugaan mahar politik Sandiaga Uno. Menurutnya sikap Bawaslu terhadap dugaan mahar politik itu lebih agresif.
"Berbeda sekali dengan respon Bawaslu terhadap tuduhan mahar politik yang begitu agresif sampai memanggil beberapa saksi. Padahal Pasal 93 huruf b UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu, secara tegas memberi kewenangan kepada Bawaslu bukan hanya untuk melakukan penindakan, tetapi juga pencegahan pelanggaran Pemilu," beber Ali.
Baca Juga: Demi Duit Rp 300 Ribu, 2 Mahasiswi Bandung Kritis Dipepet Bandit
Bila nota protes tersebut tidak ditindak lanjuti oleh Bawaslu, maka ACTA akan melaporkan dugaan penyalahgunaan kekuasaan oleh tiga menteri itu.
"Kita gak mau seolah-olah lapor mulu. Jadi kami serahkan untuk dicegah dulu. Baru nanti kalau gak diindahkan baru dilaporkan. Kami akan laporkan kok, tapi tunggu dulu sikap Bawaslu," Ali memungkasi.
Berita Terkait
-
Masuk Kandidat Ketua Tim Kampanye Jokowi, Ini Kata Erick Thohir
-
Jadi Jubir Jokowi, Deddy Mizwar Akan Blak-blakan Pukul 15.00 WIB
-
Prabowo-Jokowi Pelukan, Fadli Zon Minta Negara Adil
-
Jabatan Nicke Widyawati di Pertamina Rawan Titipan Politik
-
Sebut #2019GantiPresiden Makar, Jokowi Diminta Tegur Ngabalin
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
Terkini
-
Menteri HAM Sebut Mudah Temukan 3 Mahasiswa Hilang dengan CCTV, DPR: Kalau Gampang Laksanakan Dong!
-
Update Orang Hilang Peristiwa Agustus: Satu Telah Ditemukan, Dua Belum Kembali!
-
Sebut Geng Solo Virus di Kabinet, Soenarko : Keluarkan Menteri Diduga Korupsi dan Orang Jokowi
-
Mendesak Reformasi Polri, Peluang Anak Buah Prabowo Naik Pangkat Terbuka? Ini Kata Pengamat!
-
DPRD DKI Ungkap Parkir Ilegal Bisa Rugikan PAD Rp 700 Miliar per Tahun, 50 Operator Diduga Nakal
-
Parung Panjang Memanas! Warga Adang Truk, Dishub Dituding Lakukan Pembiaran
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik