Suara.com - DPRD DKI Jakarta telah mengesahkan dana Rp 11 miliar dalam APBD 2019 untuk sosialisasi pemilihan presiden.
Namun, anggota Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta Bestari Barus memprediksi, proses sosialisasi Pilpres 2019 yang menghabiskan dana besar tersebut bakal berakhir buruk.
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta itu mengatakan, Rp 11 miliar itu digunakan agar 18 ribu warga Jakarta menerima sosialisasi.
Menurut Bestari, target sosialisasi itu tidak tepat lantaran tidak menyentuh seluruh elemen masyarakat.
"Ya silakan saja 18 ribu (disetujui). Itulah yang akan menimbulkan catatan-catatan buruk di belakang hari, karena tidak berkeadilan, tak mewakili masyarakat keseluruhan," kata Bestari saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
Bestari menjelaskan, Pemprov DKI memunyai perwakilan hingga tingkat rukun tetangga. Seharusnya, target sosialisasi itu hanya 31 ribu ketua RT sehingga menekan biaya.
Karenanya ia menilai, keputusan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi yang langsung mengesahkan usulan anggaran itu tidak tepat.
Pasalnya, pihak Kesatuan Berbangsa dan Politik (Kesbangpol) selaku dinas yang mengusulkan kenaikan anggaran itu tidak mampu menjelaskan secara detail, siapa saja 18 ribu orang target sosialisasi.
Meskipun Prasetio telah mengetok palu dan mengesahkan usulan anggaran, Bestari tetap bersikeras menolaknya. Bestari berpendapat, uang rakyat harus digunakan secara efektif dan berkeadilan.
Baca Juga: Farhat Abbas: Erick Thohir Mirip Saya, Cuma Lebih Kaya
"Tidak jelas ini, tak ada persetujuan apa-apa. Saya menyatakan menolak. Fraksi saya (Nasdem) menolak," ungkap Bestari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
3 Fakta Viral Lutung Jawa Dikasih Napas Buatan Petugas Damkar, Tewas Tersengat Listrik di Sukabumi!
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral
-
UU Perlindungan Anak Jadi Senjata Polisi Penjarakan Delpedro Marhaen, TAUD: Kriminalisasi Aktivis!
-
Akhirnya Terjawab! Inilah Penyebab SPBU Swasta Kehabisan BBM, Sementara Pertamina Aman
-
Pasca-Gelombang Demo Panas, Sekjen Golkar Ingatkan Kader: Harus Prorakyat hingga Proaktif
-
Sopir Transjakarta Meleng hingga Seruduk Toko di Jalan Minangkabau Jaksel, Begini Kronologinya!