Suara.com - Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), yang menjadi ikon Bali, diresmikan Presiden Joko Widodo, Sabtu (22/9/2018). Selain bakal menjadi tourism destination di Bali, patung setinggi 121 m itu bakal menjadi ikon pariwisata baru buat Indonesia.
Sejumlah tokoh besar ikut hadir di acara ini, seperti Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri dam Wakil Presiden ke-6, Try Sutrisno. Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, juga terlihat hadir.
“Apresiasi tinggi saya berikan kepada Pak Nyoman Nuarta dan PT Alam Sutera, yang konsisten menggarap GWK hingga tuntas. Tentunya juga kepada Pak Joop Ave sebagai pencetus. Dengan diresmikannya GWK ini, kami harapkan 4 juta wisman bakal berkunjung ke landmark Bali itu,” kata menpar, saat jumpa pers peresmian GWK, di kawasan GWK Cultural Park, Jalan Raya Uluwatu, Ungasan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (22/9/2018).
Patung tertinggi ketiga di dunia itu ditargetkan akan menjadi magnet tersendiri untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Bali. Ekspektasinya tak kalah dari The Spring Temple Buddha di China dan The Laykyun Sekkya Buddha di Myanmar.
Ada tips yang diberikan Arief terhadap pengelola patung yang pengerjaannya mencapai 28 tahun itu. Pertama, terkait biaya masuk ke GWK, kedua terkait pemilihan posisi
“Postitioning GWK adalah cultural park (taman budaya), berdiri di lahan seluas 67 ha, untuk cutural performence yang sangat representatif bagi 35 ribu penonton. Atraksi yang bisa digarap adalah konser musik, dance, hingga sendratari," kata menteri yang memimpin Kementerian Pariwisata Terbaik 2018 di ajang TTG Asia 2018 itu.
Dari sisi tiket masuk ke GWK, Menpar menyarankan untuk disesuaikan. Bila entry fee-nya diturunkan, jumlah wisatawan akan makin banyak,
"Entry fee lebih rendah akan jauh lebih baik. Pengunjung akan lebih besar spending-nya dari pada entry fee-nya,” katanya.
Ini sudah dibuktikan menpar saat melakukan regulasi terkait bebas visa kunjungan ke Indonesia. Pendapatan negara dari sisi penerimaan visa memang tergerus, tapi spending wisman jadi makin besar.
Baca Juga: Hebat, Kemenpar Dinobatkan sebagai The Best Ministry of Tourism
Hal ini bisa dilihat dari melambungnya pariwisata sebagai sektor penyumbang devisa nomor dua di Indonesia.
"Teorinya semakin murah, semakin gratis, akan semakin untung, karena itu, WhatsApp (WA), Google, Baidu, Line mengirimkan pesan gratis, tidak berbayar," ujar Arief.
Presiden Komisaris Alam Sutera Group, Haryanto Tirtohadiguno, menyatakan, selaku pengembang, dia mengaku siap untuk menambah sejumlah fasilitas pendukung lainnya. Dia juga berjanji akan terus melakukan pembenahan untuk meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan yang berkunjung.
"Kita akan membuat fasilitas dari project GWK. Para turis, pengunjung GWK akan merasakan pengalaman yang memorable. Level of service akan kita naikkan. Produk-produk yang sekarang masih dalam perencanaan, kita pastikan akan dibangun," paparnya.
Berita Terkait
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Disorot, Ini Fakta dan Profil Sekolahnya
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Jawaban Pengacara Jokowi Soal Ijazah Bikin Refly Harun Geram: 'Aneh
-
Dokter Tifa Sebut Jokowi Hanya Bisa Dihancurkan Orang Gila
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional