Suara.com - Bumi katulistiwa rawan gempa. Dalam empat bulan terakhir, gempa besar melanda dua wilayah Indonesia, yakni Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Palu hingga Donggala, Sumatera Barat. Sesar Palu Koro disebut sebagai penyebabnya.
Gempa besar baru saja terjadi di Palu dan Donggala yang disebabkan oleh sesar Palu Koro. Menurut BMKG, gempa sebesar 7,7 SR (Skala Richter) disebabkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar (Slike-Slip).
Laporan terbaru dari BNPB pada hari Minggu (30/09/2018) siang menyatakakan bahwa korban meninggal telah mencapai 832 orang.
Korban meninggal terdiri dari Palu sebanyak 821 orang sedangkan gempa dari Donggala 11 orang. Kebanyakan korban ditemukan meninggal karena tertimpa bangunan roboh dan diterjang tsunami.
Gempa yang terjadi pada Jumat, 28 September 2018, jam 17.02 WIB di lokasi 0.18 LS dan 119.85 BT (26 kilometer dari Utara Donggala Sulawesi Tengah) merupakan gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer.
Berdasarkan kedalamannya, gempa bumi terbagi menjadi tiga yaitu gempa bumi dalam (kedalaman lebih dari 300 km), gempa bumi menengah (60-300 km), dan gempa bumi dangkal (kurang dari 60 km).
Gempa bumi dalam biasanya tidak terlalu bahaya dan gempa bumi menengah akan menimbukan kerusakan ringan.
Sementara gempa bumi dangkal (seperti gempa Palu) merupakan gempa bumi yang biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Ilmuwan yang tergabung dalam USGS menjelaskan dalam situs resminya bahwa kebanyakan gempa bumi terjadi karena pergerakan atau tumbukan antara lempengan bumi.
Berikut pembagian penyebab gempa besar karena pergerakan/tumbukan lempengan bumi:
1. Normal Fault (Sesar Normal)
Normal Fault terjadi apabila dua lempengan bergerak secara relatif antara satu dengan yang lain. Pergerakan yang ada menimbulkan patahan jatuh ke bawah. Biasanya gempa ini banyak terjadi di masa lalu dan menghasilkan sebuah tebing yang ada pada saat ini.
Berita Terkait
-
28 September: Palu Bangkit dari Luka, Gelar Doa Lintas Agama untuk Korban Gempa
-
Tragis! Jenazah Penyuluh KB Diangkut Pakai Motor Puluhan Kilometer
-
Heboh! Honor Tak Dibayar, Panpel Klub Liga 4 Ini Jual Kursi Stadion
-
Motif Buya Bomba, Batik Dipakai Kembali Elon Musk saat Hadiri Forum Indonesia
-
Elon Musk Kembali Pakai Batik Bomba di Forum Indonesia, Outfit Favorit?
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
Terkini
-
Prabowo Sebut Program MBG Ciptakan 1,5 Juta Lapangan Kerja Baru
-
Pelajar SMA Bicara soal G30S/PKI: Sejarah yang Penuh Teka-teki dan Propaganda
-
Viral Momen Unik Akad Nikah, Pasangan Ini Justru Asyik Tepuk Sakinah Bareng Penghulu
-
Program 3 Juta Rumah Tancap Gas, Prabowo Hadiri Akad Massal KPR FLPP
-
Dugaan Korupsi Akuisisi Saham PT Saka Energi, Kejagung Telah Periksa 20 Saksi
-
Cuaca Jakarta Hari Ini: Waspada Hujan Deras di Kawasan Pesisir
-
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Mengambang di Kali Kawasan Grogol Petamburan
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!