Suara.com - Suara duka membahana di Desa Palentuma, Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Seorang aparatur sipil negara (ASN) bernama Ariel Sharon, penyuluh keluarga berencana dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah, meninggal dunia saat tengah menjalankan tugas pada Kamis, 10 Juli 2025.
Namun, kesedihan tak berhenti di situ. Kisah pilu justru bermula setelah Ariel menghembuskan napas terakhirnya.
Rencana membawa jenazah ke rumah duka di Kota Palu harus terhenti karena ambulans milik kecamatan dalam kondisi rusak.
Ironisnya lagi, jalan menuju desa itu terkenal rusak parah dan tak bisa dilalui kendaraan roda empat biasa.
Dalam kondisi serba terbatas, warga tak punya pilihan lain. Mereka memutuskan membawa jenazah sejauh 40 kilometer menggunakan sepeda motor.
Demi menjaga tubuh Ariel tetap tegak di motor, jenazah disangga menggunakan batang kayu dan ditutupi selimut. Sebelum akhirnya dijemput ambulans di wilayah Kabupaten Sigi.
Potongan video yang viral di akun TikTok Ariel menampilkan momen memilukan itu. Jenazah diikat erat agar tak terjatuh di jalan bebatuan dan berlumpur yang curam.
Pemandangan ini mengundang empati sekaligus kemarahan publik. Warganet membanjiri kolom komentar dengan doa, sekaligus mempertanyakan keseriusan pemerintah menyediakan layanan dasar di daerah terpencil.
Yang lebih memprihatinkan, ini bukan pertama kalinya terjadi. Menurut keterangan warga setempat, kejadian serupa sudah terjadi dua kali pada tahun ini.
Baca Juga: Hasil Autopsi Juliana Marins Bikin Medsos Panas, Netizen Internasional Saling Serang
Seakan menjadi potret nyata betapa rapuhnya infrastruktur di wilayah pedalaman Sulawesi Tengah. Padahal, akses jalan dan layanan kesehatan darurat adalah kebutuhan mendasar yang seharusnya sudah terpenuhi.
Peristiwa ini menggugah rasa kemanusiaan siapa pun yang menyaksikan. Betapa mereka yang bekerja untuk negara pun harus menghadapi jalan terjal, bahkan hingga akhir hayat.
Sementara keluarga yang menanti di rumah duka, hanya bisa berdoa agar jasad orang tercinta tiba dengan selamat, meski harus melalui perjalanan panjang yang penuh rintangan.
Kepergian Ariel meninggalkan duka mendalam. Namun, lebih dari itu, kisah ini menyisakan tanda tanya besar. Sampai kapan warga di pelosok harus bertaruh nyawa hanya untuk layanan darurat?
Hingga kini, publik menanti langkah nyata pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur dan memastikan tragedi seperti ini tak lagi terulang.
Respons Pemkab Donggala
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui