Suara.com - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengomentari seorang Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang disebutnya melarang satu mahasiswa berpose dua jari, saat sedang berfoto bersama Presiden Jokowi.
Menurutnya, Paspampres tidak berhak melarang masyarakat yang ingin berpose dua jari, seperti yang terekam video amatir dan viral di media-media sosial.
Untuk diketahui, simbol 2 jari dulu pernah lekat dengan simbolisasi politik Jokowi. Tapi kekinian, simbol tersebut lekat pada Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, yang mendapat nomor urut 2 pada Pilpres 2019.
"Aparat keamanan TNI, Polri dan PNS dan sebagainya harus jujur, adil, netral. independen. Kalau ada masyarakat mau nunjuk satu dua tiga empat lima silakan nggak usah ikut-ikut begitu," kata Riza di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Selasa (9/10/2018).
Riza lantas mengkritik Paspampres, kepolisian dan TNI yang ikut serta membagikan sumbangan Jokowi di lokasi bencana alam. Menurut Riza, hal itu bukan menjadi kewajiban aparat pemerintah.
"Dia tugasnya mewakili negara menjaga kepala negara, itu TNI, Polri yang melekat ke presiden, bukan pembantu presiden. Urusan menyalurkan bantuan, apalagi ikut menurunkan jari masyarakat itu kan lucu, itu kan dinamika," tegasnya.
Sebelumnya diebritakan, video amatir yang merekam aksi satu personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang menekuk jari seorang mahasiswa yang membentuk simbol 2 jari, viral di media-media sosial.
Peristiwa tersebut terjadi di sela-sela kunjungan Presiden Jokowi ke Universitas Sumatera Utara, Senin (8/10/2018).
Dalam video yang viral itu, tampak Jokowi tengah dikeremuni mahasiswa USU yang ingin berfoto bersama.
Baca Juga: Duh... Skybridge Ternyata Tak Bisa Tampung Semua PKL Tanah Abang
Satu di antara mahasiswa tersebut, yakni lelaki berkacamata, berjalan cepat ikut kerumunan untuk berfoto bersama Jokowi, sembari mengacungkan telunjuk dan jari tengah, membentuk simbol 2 jari.
Melihat hal itu, satu Paspampres yang persis berada di depan mahasiswa itu langsung menekuk jari mahasiswa berjaket almamater berwarna hijau tersebut.
Paspampres berusaha menutup jari telunjuk dan tengah mahasiswa tersebut. Namun, lelaki itu sembari tersenyum justru mengacungkan jari jempolnya.
Paspampres tersebut yang enggan disebut namanya menegaskan, tidak bermaksud mengarahkan lelaki itu untuk membentuk simbol 1 jari ataupun 2 jari.
“Maksudnya itu tak perlu mengangkat jari. Paspampres tugasnya menjaga presiden, itu untuk berjaga-jaga. Tapi ya namanya juga masyarakat, senang bertemu bapak (Presiden Jokowi),” tukas paspampres yang tak mau disebut namanya itu.
Berita Terkait
-
Jokowi : Pengusaha Perempuan Meningkat, Indonesia Sejahtera!
-
Indonesia Minta Tambah Community Learning Center ke Malaysia
-
Jokowi Ucapkan Alfatekah Jadi Polemik, Nusron Wahid: Aksen Jawa
-
Politisi Golkar Tolak KPU Larang Capres Kampanye di Pesantren
-
Malaysia Ajak Indonesia Bertukar Informasi Intelijen
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina