Suara.com - Pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Malaysia, karena sudah mengizinkan kegiatan community learning center atau pusat pembelajaran komunitas di kawasan Sarawak dan Sabah, Malaysia.
Ucapan terima kasih ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Deputi Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Wan Ismail di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/10/2018).
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menjelaskan, pusat pembelajaran komunitas di Malaysia ada sekitar 59 dengan total 84.000 murid.
"Itu pun belum cukup, (pemerintah Indonesia) minta tambahan," kata Nusron.
Menurut dia, di kawasan Semenanjung Malaysia ada sekitar 40 ribu anak Indonesia yang orang tuanya bekerja di sektor konstruksi. Hampir semua pekerja di sektor konstruksi di Malaysia masuk secara ilegal.
"Yang konstruksi itu banyak yang ilegal. Itu mereka banyak datang bersama anaknya, istrinya, kemudian beranak pinak di Malaysia dan tidak mempunyai kesempatan untuk sekolah," katanya.
"Untuk sekolah di KBRI, jaraknya jauh, ada sekitar 100 km, 150 km, dari lokasi tempat mereka tinggal," Nusron menambahkan.
TKI yang masuk ke Malaysia secara ilegal, kata Nusron, kebanyakan tinggal di bedeng-bedeng, atau di atas bangunan yang belum selesai. Meski demikian, pemerintah Indonesia meminta izin pada pemerintah Malaysia untuk membangun pusat pembelajaran komunitas.
"Untuk kawasan Kuala Lumpur, Johor, dan Pinang, boleh dikelola oleh pemerintah langsung lewat KBRI, KJRI, atau dikelola oleh kelompok masyarakat yang ada di Malaysia," ujarnya lagi.
Baca Juga: Ajak Ketiga Anaknya ke Luar Negeri, Shireen Sungkar Ngaku Panik
Terkait itu Deputi Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Wan Ismail, kata Nusron, belum mengiyakan keinginan pemerintah. Namun, sudah dicatat dan akan dibahas lebih jauh.
"Ya tapi pada dasarnya, dari awal tadi pemerintah Malaysia menghormati dan isu ini juga sudah disampaikan oleh presiden pada saat bertemu PM Malaysia pada saat kunjungan yang lalu. Jadi, saya kira, respon awal cukup positif tinggal kita tindak lanjuti secara teknisnya seperti apa," ujarnya menambahkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal