Suara.com - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menyoroti kasus penggusuran paksa di DKI Jakarta selama satu tahun kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Anies dinilai tidak konsisten.
Gembong mengatakan adanya sejumlah kasus penggusuran menunjukan inkonsistensi atas pernyataan Anies pada saat kampanye di Pilkada DKI Jakarta 2017. Padahal kata dia, sebelumnya Anies selalu tegas menolak segala bentuk penggusuran yang dilakukan pemerintah sebelumnya.
"Ini inkonsistensi dari apa yang yang diucapkan selama ini. Selama ini soal penggusuran kan Pak Anies sangat anti," kata Gembong di Kantor Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018).
Berkenaan dengn itu, Gembong menuturkan bahwa idealnya memang pembangunan Jakarta harus melalui pengorbanan dari pihak pemerintah dan masyarakat. Kendati begitu, menurutnya pemerintah harus bertanggungjawab atas nasib warga yang terdampak penggusuran.
Sehingga, kata dia jangan sampai lahan warga yang telah digusur tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Kalau boleh saya katakan Pak Anies sangat mengharamkan penggusuran, tetapi bahwa pembangunan Jakarta perlu ada pengorbanan-pengorbanan dari warga masyarakatnya, tetapi pengorbanan ini jangan sia-sia," pungkasnya.
Untuk diketahui, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mengungkapkan selama pemerintahan Anies telah terjadi penggusuran di 91 titik di Jakarta. LBH merincikan pada tahun 2017, Anies telah melakukan penggusuran di 12 titik dan pada periode Januari sampai September 2018, penggusuran terjadi sebanyak 79 kasus.
"Ada 91 titik. Tahun 2017 ada 12 titik. Tahun 2018 ada 79 titik, jadi total ada 91 titik penggusuran paksa," kata Peneliti LBH Bidang Perkotaan dan Masyarakat Urban Charlie AlBajili, di kantor LBH, Jakarta, Minggu (14/10).
Baca Juga: Penggusuran Taman Sari, Warga Bandung Cium Ada Pelanggaran HAM
Berita Terkait
-
Setahun Kepemimpinan Anies, Proyek OK OCE Dinilai Gagal Total
-
Jumat Siang, Anies Luncurkan Rusunami DP 0 Rupiah Klapa Village
-
DPRD Tolak Revisi Perda Becak, Anies Tunggu Jawaban Resmi
-
Anies Pastikan Becak Tak Mengaspal di Jalan Thamrin dan Sudirman
-
Sebar Anti Jokowi, Guru Nelty SMA 87 Jakarta Dilarang Mengajar
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Rawan Tumbang Saat Hujan Deras, Pemprov DKI Remajakan Puluhan Ribu Pohon di Jakarta
-
APBD Dipangkas, Dedi Mulyadi Sebut ASN Jabar Bakal Puasa Tahun Depan
-
Viral ASN Deli Serdang Ngaku Sulit Naik Pangkat, Bobby Nasution Langsung Mediasi dan Ini Hasilnya
-
Terungkap! 5 Fakta Baru Kasus Narkoba Onad: Pemasok Dibekuk, Statusnya Jadi Korban
-
Budi Arie Bantah Isu Projo Jauh dari Jokowi: Jangan di-Framing!
-
Budi Arie Hubungi Jokowi, Ungkap Rencana Ganti Logo Projo Lewat Sayembara
-
Delapan Tanggul di Jaksel Roboh dan Longsor, Pemprov DKI Gerak Cepat Lakukan Perbaikan
-
Partai Ummat Kritik Pramono Anung, Sebut Kebijakan Jakarta Tak Berpihak Wong Cilik
-
BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Berlangsung Lebih Lama hingga Februari 2026
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030