Suara.com - Memasuki era Revolusi Industri generasi keempat (4.0), gerakan Pramuka harus dikembangkan dengan cara-cara kreatif dan kekinian sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Hal ini bertujuanuntuk mengikuti pola-pola baru kehidupan, ketika disruptif teknologi (disruptive technology) hadir dengan cepat dan mengancam kemapanan yang telah ada saat ini.
"Gerakan Pramuka harus memakai cara-cara kreatif, cara-cara kekinian, cara-cara yang lebih dekat dengan generasi millenial. Jadilah generasi milenial ramah lingkungan," ujar Bambang Hendroyono, Pinsaka Kalpataru dan Saka Wanabakti, mewakili Menteri LHK, saat memimpin upacara pembukaan Pertikawan Ekoregion Jawa 2018, Selasa (16/10/2018).
Bambang menambahkan, saat ini, masalah lingkungan hidup dan kehutanan semakin beragam. Menciptakan generasi muda yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan hutan merupakan salah satu solusi untuk mengatasinya.
Gerakan Pramuka dapat dijadikan ujung tombak pembangunan karakter generasi muda ramah lingkungan.
Membangun mindset 3R (reduce, reuse, recycle) dan mengenalkan konsep circular economy merupakan pendekatan baru yang harus dikenalkan kepada generasi muda, agar terjadi perubahan perilaku di masyarakat, sehingga masalah pengelolaan sampah dapat semakin mudah diatasi terutama dalam mencapai target Indonesia dalam pengelolaan sampah 100 persen pada 2025.
Sejalan dengan itu, Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, selaku Ketua Majelis Pembimbing Pramuka daerah DI Yogyakarta, menyatakan, meski Gerakan Pramuka menanamkan pendidikan melalui hal-hal kecil berupa perilaku cinta lingkungan dan hutan, namun memiliki nilai yang sangat berharga untuk memperbaiki kerusakan bumi dan mengurangi pemanasan global guna membantu menyelamatkan masa depan Bumi beserta segala isinya.
"Semoga dari gerakan ini, kita bisa menarik hikmah pelajaran dari lingkungan alam yang harus kita jaga dan lestarikan, sehingga dengan kepala tegak, kita bisa mengatakan, meskipun para superhero tidak menyelamatkan dunia pun, tetapi Pramuka bisa berbangga telah memulainya", imbuh Sri Sultan.
Kegiatan Pertikawan di Ekoregion Jawa ini adalah kegiatan kali kelima, setelah sebelumnya diadakan di regional Sulawesi Maluku, Bali dan Nusa Tenggara, Sumatera, dan Kalimantan. Selanjutnya pada November, rencananya akan digelar di Regional Papua, di Bumi Perkemahan Pasar Enim, Kota Jayapura, Papua.
Penyelenggaraan Pertikawan di Ekoregion Jawa ini dipusatkan di Bumi Perkemahan Tunas Wiguna Babarsari, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, yang diikuti oleh sekitar 800 peserta dan 24 pamong saka yang berasal dari 6 kwartir daerah di ekoregion Jawa.
Baca Juga: Polri Apresiasi Kinerja Penegakan Hukum KLHK
Kegiatan kali ini dihadiri juga oleh Bupati Kabupaten Sleman, Perwakilan Wali Kota Yogyakarta, Plt. Sekjen Kwarnas Pramuka, para Ketua Kwarda di ekoregion Jawa, serta Forkominda Provinsi DI Yogyakarta.
Berita Terkait
-
Berkat BRI, Produk Diaper Ramah Lingkungan Dari UMKM Asal Surabaya Ini Kian Diminati
-
Rahasia di Balik Produk Ramah Lingkungan: Kolaborasi Canggih yang Bikin Bumi Lebih Sehat!
-
69 Persen Sampah Dibuang Sembarangan, Pemerintah Siapkan Aturan Kelola Baru
-
Pertamina Dorong Ketahanan Pangan, Energi Bersih Aliri 25 Ha Lahan Pertanian Warga Kalijaran
-
Nelayan di Bali Terapkan Teknologi Perahu Listrik untuk Melaut
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Benarkah 'Era Jokowi' Sudah Usai? 5 Fakta Reshuffle Prabowo, Diawali Depak Sri Mulyani
-
Kompolnas: Etik Tak Cukup, Kasus Kematian Ojol Affan Kurniawan Harus Diproses Pidana
-
21 Tahun Kasus Munir: Komnas HAM Periksa 18 Saksi, Kapan Dalang Utama Terungkap?
-
CEK FAKTA: Klaim Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia ke Jepang
-
Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
-
Deadline 2026! Pemerintah Kejar Target Kemiskinan Ekstrem: Daerah Wajib Lakukan Ini...
-
Baru Dilantik Prabowo, Kekayaan Menteri P2MI Mukhtarudin Capai Rp 17,9 Miliar
-
Pesan Terbuka Ferry Irwandi ke Jenderal: Tidak Lari, Tidak Takut, Tidak Diam
-
CEK FAKTA: Video Jurnalis Australia Ditembak Polisi Indonesia
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Menpora, Bahlil Langsung Setor Nama Pengganti, Puteri Komarudin?