News / Metropolitan
Sabtu, 13 Desember 2025 | 14:33 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan keterangan kepada awak media setelah Konferensi Daerah (Konferda) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (13/12/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza).
Baca 10 detik
  • Gubernur Pramono bereaksi keras terhadap insiden kekerasan kelompok penagih utang di Kalibata pada Kamis (11/12).
  • Peristiwa berdarah akibat sengketa utang piutang itu menyebabkan dua penagih utang tewas dan perusakan fasilitas umum.
  • Pemerintah memastikan telah meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus premanisme tersebut demi stabilitas ibu kota.

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, bereaksi keras terhadap insiden berdarah yang melibatkan kelompok penagih utang atau "mata elang" di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12).

Pramono menegaskan tidak akan menoleransi aksi premanisme yang berujung pada kekerasan dan perusakan fasilitas umum.

Ia memastikan telah berkomunikasi langsung dengan pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini.

"Saya sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, dan saya sudah meminta untuk ditegakkan hukum," tegas Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (13/12/2025).

Pramono menyayangkan insiden yang bermula dari persoalan utang piutang ini harus berakhir dengan konflik kekerasan.

Menurutnya, pembiaran terhadap benih-benih konflik semacam ini hanya akan menjadi bom waktu bagi stabilitas Ibu Kota.

"Awalnya memang kelihatannya kecil, ada mata elang yang menagih kepada kelompok tertentu, kemudian terjadi kekerasan dan saling balas-membalas. Kalau dibiarkan, ini menjadi beban bagi Pemerintah DKI Jakarta," jelasnya.

Gubernur memastikan pemerintah memberikan dukungan penuh kepada kepolisian agar penegakan hukum berjalan transparan dan situasi segera kondusif.

Ia menekankan bahwa Jakarta harus menjadi ruang aman bagi aktivitas sosial maupun ekonomi warganya.

Baca Juga: Pengeroyok Sudah Ditangkap! Polisi Usut Aksi Balas Dendam Matel yang Rusak Kios Pedagang Kalibata

"Saya tidak mau kejadian seperti ini terulang kembali di Jakarta. Maka untuk itu, saya memberikan keleluasaan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Ini menjadi tugas aparat, biarkan mereka menyelesaikan terlebih dahulu sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Pramono.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dan segera melapor jika melihat indikasi premanisme di lingkungan mereka.

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang membakar kios pedagang usai dibakar massa saat kericuhan di kawasan Kalibata, Jakarta, Kamis (11/12/2025). [ANTARA FOTO/Fauzan/rwa]

Kronologi Penagihan Berujung Maut

Peristiwa nahas ini bermula dari sengketa penarikan sepeda motor pada Kamis (11/12) malam. Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa bentrokan dipicu oleh masalah tunggakan utang.

Niat hati menagih, dua orang "mata elang" berinisial MET dan NAT justru menjadi sasaran amuk massa hingga tewas di tempat.

Situasi makin mencekam ketika massa yang tak terkendali juga membakar kios, warung, serta kendaraan bermotor di lokasi kejadian.

Load More