Suara.com - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyayangkan tindak kejahatan seksual atau pencabulan yang dialami salah satu anak korban gempa Palu. Namun, kata dia, pemerintah tidak bisa berbuat banyak karena korban tidak terdaftar dalam catatan pengungsi di Kota Makassar.
Nurdin sempat kaget saat menerima kabar aksi pencabulan yang dialami SH (7) di Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Sebab, katanya, korban merupakan pengungsi asal Kota Palu yang tidak terdata masuk di Kota Makassar.
"Bagaimana kita melakukan pengawasan kalau tidak tahu masuk dari mana dan tinggal di mana. Teknologi secanggih apapun kita miliki, tidak bisa dideteksi kalau datang sendiri dan bermalam di mana," kata Nurdin Abdullah di Makassar, Kamis (18/10/2018).
Menurut dia, Pemprov Sulsel memiliki data seluruh pengungsi yang masuk dan dijemput, baik melalui Lanud Hasanuddin maupun Pelabuhan Soekarno Hatta. Jumlahnya mencapai hampir 15 ribu jiwa, yang sebagian besar telah dijemput kerabat dan tinggal di sejumlah daerah di Sulsel maupun provinsi lain.
Untuk pengungsi yang tetap di Kota Makassar tanpa kerabat, mereka dalam tanggungan pemerintah, baik Pemprov Sulsel maupun Pemkot Makassar.
"Kita di asrama haji (pengungsi) mulai keamanan, makanan, kesehatan kita jaga. Sudah ada hampir 15 ribu yang terdata, sebagian sudah ke daerah, di Kabupaten Soppeng saja ada sekitar 3 ribu di bawah pengawasan Pemda Soppeng," Nurdin menjelaskan.
Ia mengharap, seluruh pengungsi yang masuk melalui jalur yang diketahui pemerintah melaporkan diri agar dapat terdata.
Sementara itu, Kasubag Humas Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Diaritz Felle menyebutkan, SH merupakan pengungsi yang tidak terdaftar di lokasi pengungsian korban bencana Sulawesi Tengah yang disediakan Pemprov Sulsel.
Menurut Diaritz, SH selama ini tinggal di rumah tantenya di Perumahan Bumi Permata Sudiang.
Baca Juga: Lesbian Biasanya Miliki Ciri Fisik Unik Ini
"Korban berstatus sebagai pengungsi Palu, tapi memang dia tidak tinggal di asrama haji Sudiang. Dia dititip di tantenya sementara kedua orang tuanya kembali ke Palu," Diaritz menjelaskan.
Kontributor : Lirzam Wahid
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor