Suara.com - Anggota Dewan Penasehat Persaudaraan Alumni atau PA 212 Eggi Sudjana mengaku heran atas sikap pemerintah yang turut andil atas insiden pembakaran bendera tauhid oleh oknum Banser NU. Bahkan, pemerintah terkesan ikut memunculkan berbagai pemikiran beragam.
Eggi melihat pemerintah seolah-olah menjadi garda terdepan atas ulah anggota Banser saat perayaan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat pada Minggu (21/10/2018). Ia bahkan melihat, pemerintah sudah berperan sebagai juru bicara bagi Banser NU.
"Yang bakar bendera Banser, yang sibuk menjelaskan kok pemerintah gitu loh, jadi juru bicaranya kayak pemerintah, masak jadi juru bicara Banser, seperti Wiranto," jelas Eggi di Gedung KK, Kompleks Parlemen, Kamis (25/10/2018).
Eggi mengatakan, bahwa seharusnya pemerintah tidak ikut campur dalam kasus pembakaran bendera berkalimat tauhid tersebut. Terlebih aksi pembakaran itu kini sudah ditangani kepolisian.
"Ansor bakar bendera karena Islam, itu kan bukan kapasitas dia, itu urusan Banser sendiri sama Ansor, kenapa Menkopolhukam. Ah, ini orang jadi menilai ini ada apa gitu loh," ujarnya.
Oleh karena itu, Eggi pun melayangkan kritik untuk Wiranto yang menurutnya tidak dalam kapasitas untuk membicarakan soal Banser NU.
"Jadi saya kritik kepada Wiranto, jangan jadi juru bicara Banser dong, anda itu Menkopolhukam, jadi harus betul-betul menjaga keamanan," tuturnya.
Di sisi lain Eggi mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak terpancing emosi dengan adanya aksi pembakaran bendera tauhid tersebut. Pasalnya Eggi menilai aksi tersebut bisa saja sebagai salah satu strategi untuk membuat kerusuhan yang berdampak kepada kelangsungan Pemilu 2019.
"Saya mengingatkan saja, ini bisa satu strategi chaos, kalau sudah chaos, mungkin Pemilu juga nggak perlu ada, karena bisa lahir dekrit, ditunda dan lain sebagainya," pungkasnya.
Baca Juga: Agen Rahasia Cina Sukses Sadap iPhone Presiden Donald Trump
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar