Suara.com - Gelombang massa aksi Bela Tauhid dari Bogor mulai bergerak di Stasiun Besar Bogor, Jawa Barat, Jumat pagi (26/10/2018) menuju Jakarta.
Massa aksi bela tauhid tampak memadati Stasiun Besar Bogor sejak pukul 07.00 WIB. Namun belum terlihat adanya pergerakan massa aksi Bela Tauhid.
Sekitar pukul 08.30 WIB pergerakan massa aksi mulai terlihat, dari mulai penampilan dan atribut yang mereka kenakan dengan menggunakan topi hitam bertuliskan kalimat tauhid. Beberapa massa ada juga yang membawa bendera tauhid berwarna hitam yang bertuliskan kalimat tauhid warna putih.
Massa terdiri atas orang dewasa, tua mau pun muda, remaja, laki-laki, perempuan, dan ada pula anak-anak di antara mereka. Massa aksi datang secara terpisah, sedikit demi sedikit, dalam kelompok kecil berjumlah lima orang, bahkan lebih hingga belasan, bahkan ada yang datang satu keluarga.
Seperti Urip (38) warga Sindang Barang, Kota Bogor ini ikut aksi Bela Tauhid di Kantor Menkopolhukam, Jakarta. Urip berangkat bersama istri, ibu mertua dan anak perempuannya Lubna yang berusia 3,5 tahun.
Alasan Urip ikut bergabung dalam aksi Bela Tauhid ini adalah panggilan hati atas tindakan pembakaran bendara tauhid oleh oknum anggota Banser di Garut.
"Panggilan hati, sebagai ladang pahala bagi kami jika kelak di akhir Allah bertanya apa yang sudah kita perbuat untuk agama Allah," katanya seperti dilansir Antara.
Menurut Urip, peristiwa pembakaran bendera Tauhid tersebut membawa hikmah. Jika dahulu bendera tersebut hanya dibawa oleh salah satu ormas yang sudah dibubarkan, kini seluruh umat Islam memegang bendera itu.
"Jadi,itu adalah bendera Tauhid, ada kalimat Allah di dalamnya," ujar dia.
Baca Juga: Sekjen NU: Tulis Kalimat Tauhid di Mana pun Hukumnya Haram
Hingga berita ini diturunkan, gelombang massa aksi dari Bogor masih berdatangan dalam jumlah kelompok kecil. Mereka mengenakan baju Koko ada yang berwarna putih, ada juga yang membawa bndera Tauhid.
Sementara itu, suasana di Stasiun Besar Bogor terlihat kondusif, aktivitas penumpang kereta berjalan aman dan lancar. Tidak terlihat adanya pengawalan ketat aparat, petugas keamanan dalam PT KAI melayani penumpang secara normal.
Berita Terkait
-
Sekjen NU: Tulis Kalimat Tauhid di Mana pun Hukumnya Haram
-
Ada Aksi Bela Tauhid, Ini Rencana Pengalihan Arus di Jakarta
-
Amankan Aksi Bela Tauhid, Polda Metro Turunkan 7.000 Personel
-
2000 Anggota GP Ansor Siaga Hadapi Aksi Bela Tauhid Hari Ini
-
Bakar Bendera Tauhid Bukti Budaya Politik Indonesia Belum Matang
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi