Suara.com - Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna menyatakan, oknum guru yang dilaporkan atas kasus penganiayaan siswa di SDN 3 Sukamanah, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat enggan pulang ke rumahnya. Padahal, statusnya belum sebagai tersangka.
Oknum guru tersebut tidak mau pulang ke rumahnya dan lebih memilih tinggal di Markas Polres Garut karena takut menjadi sasaran amuk masyarakat.
"Dipaksa pulang nggak mau dia, maunya di sini (Mapolres Garut) saja," kata Budi kepada wartawan, usai gelar pasukan Operasi Zebra Lodaya 2018 di Markas Polres Garut, Selasa (30/10/2018).
Ia menuturkan, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Garut telah mengamankan oknum guru inisial DS (58) yang dilaporkan orang tua siswa karena menganiaya anak didiknya.
Kepolisian, kata dia, belum menetapkan DS sebagai tersangka, sehingga tidak dilakukan penahanan, dan diperbolehkan kembali ke rumah.
Namun guru yang diketahui akan pensiun itu, tidak mau pulang dengan alasan lebih aman tinggal di Polres Garut.
"Dia mengamankan diri di sini, takut diamuk massa jadi sekarang tinggal di sini, tapi tidak di tahanan," katanya seperti diwartakan Antara.
Ia mengungkapkan, jajarannya masih terus mendalami kasus penganiayaan siswa tersebut untuk mengetahui ada unsur kesengajaan atau tidak.
Hasil pemeriksaan sementara, kata Budi, guru tersebut pernyataannya selalu berubah-ubah, sehingga polisi masih terus memeriksanya.
Baca Juga: Nelayan Ikut Sibuk Kumpulkan Puing Pesawat Lion Air di Lautan
"Hari ini dia bilang mukul, besok diperiksa lagi tidak, jadi sekarang statusnya masih terperiksa, belum ditahan," katanya.
Sebelumnya, Polres Garut telah menerima laporan dua siswa yang menjadi korban penganiayaan oleh oknum guru tersebut.
Oknum tersebut dilaporkan telah menyundut rokok kepada siswa, bahkan ada dugaan lain telah melakukan tindak penganiayaan dengan cara lain seperti menggunakan pensil.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha