Suara.com - Kejahatan karena kebencian yang ditujukan kepada Islam telah memotivasi banyak Muslim di Amerika Serikat untuk terjun ke dunia politik.
Testimoni ini dilontarkan oleh seorang pengacara Muslim, Wajahat Ali dalam editorial New York Times yang terbit pada Selasa (30/10/2018).
Seperti diberitakan Anadolu Agency, Rabu (31/10/2018), Wajahat Ali mengatakan kehadiran Muslim dalam kancah politik AS bisa jadi memicu rasa takut di antara mereka yang mendukung pelarangan pendatang dari negara mayoritas Muslim, pembangunan tembok di sepanjang perbatasan Meksiko dan pembatasan terhadap pengungsi.
Ali mengutip laporan Associated Press pada Juli 2018 yang mengungkapkan, fanatisme dan kebencian terhadap Islam—termasuk komentar-komentar Presiden Donald Trump—justru memotivasi Muslim masuk ke arena politik negeri Pakde Sam.
Menurut Engage, kelompok hak-hak sipil Muslim, ada sekitar 100 Muslim yang mencalonkan diri di parlemen tingkat negara bagian dan nasional AS tahun ini.
Pada awal Agustus, Rashida Tlaib, seorang warga Amerika keturunan Palestina dan mantan anggota legislatif negara bagian Michigan, menang tipis dalam pemilihan awal Partai Demokrat di negara bagian itu.
Ia mengalahkan Brenda Jones, Presiden Dewan Kota Detroit, dan akan melaju menjadi wanita Muslim pertama di Kongres AS.
Ilhan Omar, warga AS keturunan Somalia yang datang ke negeri itu lebih dari dua dekade lalu sebagai pengungsi dari Kenya, diperkirakan akan menang dalam pemilu pada pertengahan bulan depan, menggantikan Keith Ellison di Minnesota.
"Mayoritas kandidat Muslim tidak maju dengan membawa identitas agama mereka, tetapi sebaliknya sebagai seorang demokrat yang mempromosikan platform progresif tanpa ragu-ragu," kata Ali.
Baca Juga: Pergi Nonton Timnas, Rafi Tak Kembali Pulang ke Rumah
Para pemula dan veteran politik Muslim ini bukanlah yang pertama menunjukkan keyakinan agama yang dipegang teguh dapat menginspirasi komitmen untuk keadilan sosial.
"Tetapi ketika kemunafikan orang-orang yang mengklaim mewakili hak agama sangat mencolok, mereka kembali mengingatkan bahwa menjadi taat tidak harus dan tidak seharusnya berjalan seiring dengan diskriminasi terhadap wanita, minoritas dan orang miskin," tulisnya.
"Warga Muslim ada di sini, mereka mencalonkan diri dan beberapa akan melaju ke Washington, di mana mereka akan melakukan sesuatu yang telah gagal dilakukan oleh anggota kongres lainnya untuk waktu yang lama, melayani Tuhan dengan cara melayani banyak orang," kata Ali.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum