Suara.com - Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari angkat bicara soal meme pesawat Lion Air JT 610 Jokowi Tumbang yang sempat viral. Menurutnya, meme itu hanya dibuat oleh orang yang percaya atau pemuja takhayul.
Eva merasa heran ketika melihat masih ada pihak yang mengaitkan kecelakaan dengan Pilpres 2019. Terlebih Eva aneh masih ada pendukung kubu sebelah menghitung sebuah tragedi dengan nasib seseorang.
"Demokrasi itu wilayah rasional, kok pakai takhayul? Kasihan banget jika pendukungnya kaum yang masih berkesadaran magical," kata Eva kepada Suara.com, Kamis (1/10/2018).
Eva pun membandingkan hal tersebut dengan tim Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin yang sibuk untuk terus bekerja. Menurutnya pendukung kubu sebelah tidak bisa menyaingi prestasi Jokowi-Ma'ruf Amin sehingga harus mengotak-atik angka sesuai dengan khayalan.
"Pasukan Jokowi ikut modelnya yaitu kerja, kerja, kerja, supaya ada kinerja. Tapi repot juga karena model mereka tidak ada track record prestasi, jadinya utak-atik huruf dan angka sesuai fantasi mereka," ujarnya.
Adanya meme itu, kata Eva, menunjukkan ketidak etisan ketika orang-orang tengah berduka malah menyambungkannya dengan Pilpres 2019.
"Sangat bebal, tidak ada kecerdasan mental dan spiritual untuk afeksi, solidaritas maupun sumbangan gagasan atas masalah yang ada. Dikuasai keinginan," pungkasnya.
Untuk diketahui, sempat viral di media sosial sebuah pesan yang mengaitkan kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 dengan kekalahan Jokowi di Pilpres 2019.
Dalam pesan itu dikatakan bahwa kecelakaan tersebut merupakan sebuah kode alam di mana JT merupakan singkatan dari Jokowi Tumbang. Sedangkan 610 jika dibalik menjadi 019. Jika kata-kata itu disatukan maka akan menjadi Jokowi Tumbang 2019.
Baca Juga: Sambut Jenazah Anaknya, Ibunda Jannatun Cintya Pingsan
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!