Suara.com - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto membantah meminta proyek PLN dari Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir.
"Saya tidak pernah minta, karena waktu itu saya jadi Ketua DPR kan ada orang yang mengatakan ada proyek PLN yang batal, lalu saya konfirmasi saja," kata Setnov dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Setnov menjadi saksi untuk pemegang saham Blackgold Natural Resources Ltd Johannes Budisutrisno Kotjo.
Johannes Kotjo yang didakwa memberikan hadiah atau janji kepada Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Eni Maulani Saragih dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar (saat itu) Idrus Marham senilai Rp4,75 miliar.
Uang itu diberikan terkait pengurusan Proyek Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Riau-1 (PLTU MT Riau-1).
Dalam sidang pada 25 Oktober 2018, Sofyan bersaksi Setnov meminta proyek di Jawa 3, namun ditolak karena PLN sendiri yang ingin mengerjakan proyek tersebut.
Pada dakwaan disebutkan, pertemuan itu terjadi di rumah Setnov pada sekitar 2016 yang juga dihadiri oleh Eni Maulani Saragih dan Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN Supangkat Iwan Santoso.
"Saya pertanyakan satu proyek yang ramai di media, dan ada yang menyampaikan ke saya dalam rapat-rapat bahwa ada beberapa daerah yang kebetulan proyek pembangunan (pembangkitnya) dibatalkan, di daerah Jawa begitu. Lalu saya pertanyakan kenapa berhenti Pak Sofyan. Itu kan proyek strategis, lalu Pak Sofyan menjawab karena proyek ini bisa dikerjakan sendiri oleh PLN," ujar Setnov.
Sebelumnya, Setnov juga mengakui mendapat aduan bahwa proyek pembangunan pembangkit listrik pemerintah sebesar 35 ribu megawatt (MW) baru tercapai 11 ribu megawatt.
Baca Juga: Pakai Kostum Halloween, Bella Shofie Bikin Geram Perawat
"Saya tanya ke Pak Sofyan di istana, saya tanya apa itu benar, Pak Sofyan mengatakan 'tidak benar pak, kalau saya ketemu Pak Nov lagi saya jelaskan detailnya'. Lalu pas saya ada di rumah sudah bersama-sama dengan pak direktur dan bu Eni, dan mereka mengatakan tidak benar baru 11 ribu MW, tapi sudah mencapai 27 ribu MW," kata Setnov.
Setnov juga membantah menyuruh Eni dan Sofyan untuk menghadap kepadanya.
"Tidak, saya tidak memangil, tapi mungkin hubungan komisi terkait, memang pejabat itu hampir rata-rata menjelaskan program kalau ke rumah, dan soal PLTU Riau 1 tidak dijelaskan," tegas Setnov.
Meski membantah meminta proyek, tapi putra Setnov yaitu Rheza Hermindo yang menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Golkar pernah membahas proyek PLN bersama dengan Eni dan Kotjo.
"Anak saya ada proyek di Kupang, jadi saya sekalian kalau ketemu Pak Sofyan membicarakan masalah PLN di Kupang karena saya mendapat info bahwa Bu Eni mau ketemu Pak Kotjo, jadi sekalian saja supaya anak saya belajar mengenai harga PLN di Kupang," kata Setnov.
Setnov bahkan mengaku Rheza magang di kantor Kotjo sebulan dua kali dan tidak digaji.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Terungkap Setelah Viral atau Tewas, Borok Sistem Perlindungan Anak di Sekolah Dikuliti KPAI
-
Pemerintah Bagi Tugas di Tragedi Ponpes Al Khoziny, Cak Imin: Polisi Kejar Pidana, Kami Urus Santri
-
Akali Petugas dengan Dokumen Palsu, Skema Ilegal Logging Rp240 Miliar Dibongkar
-
Pemprov DKI Ambil Alih Penataan Halte Transjakarta Mangkrak, Termasuk Halte BNN 1
-
Menag Ungkap Banyak Pesantren dan Rumah Ibadah Berdiri di Lokasi Rawan Bencana
-
Menag Ungkap Kemenag dapat Tambahan Anggaran untuk Perkuat Pesantren dan Madrasah Swasta
-
Gus Irfan Minta Kejagung Dampingi Kementerian Haji dan Umrah Cegah Korupsi
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Usai Insiden Al Khoziny, Pemerintah Perketat Standar Keselamatan Bangunan Pesantren
-
Kalah Praperadilan, Pulih dari Operasi Ambeien, Nadiem: Saya Siap Jalani Proses Hukum