Suara.com - Rumah Sakit Polri telah mengambil sampel 271 DNA bagian tubuh korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Sampel DNA tersebut sudah masuk di Laboraturium Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Jalan Cipinang Baru, Jakarta Timur untuk diindentifikasi.
"Sampel (DNA bagian tubuh korban) tersebut sudah masuk ke laboratorium," kata Direktur Disaster Victim Investigation Komisaris Besar Lisda Cancer di RS Polri, Keramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (2/11/2018).
Lisda menjelaskan, 272 sampel DNA diambil dari 56 dari total 65 kantong jenazah jenazah yang telah diterima RS Polri pada Jumat (2/11/2018). Sementara itu, sembilan kantong jenazah belum dilakukan pengambilan sampel DNA karena baru diterima pada Kamis (1/11) malam.
"Itu 272 DNA postmortem di luar dari sembilan kantong jenazah yang baru. Tapi dari 56 kantong jenazah, ini yang sembilan baru kita terima tadi pagi belum kita buka karna kemarin dapatnya malam kita masukin dulu ke ruang penyimpanan kemudian pagi ini baru mau kita buka," tuturnya.
Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri, Komisaris Besar Polisi Putut Cahyo Widodo menambahkan, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 4 - 8 hari dalam proses identifikasi. Hal itu terhitung sejak masuknya sampel DNA di laboratorium.
"Pada saat sampel DNA kita terima (di laboratorium) itulah mulai dihitungnya," kata Putut.
Lebih lanjut, kata Putut,sejauh ini pihaknya telah mengumpulkan DNA langsung yang berasal dari keluarga dan DNA tidak langsung yang berasal dari properti milik korban. Seperti sikat gigi, pakaian yang belum dicuci yang diharapakan ada sel yang menempel untuk dijadikan sampel.
Putut juga menyampaikan meski kondisi bagian tubuh korban yang terendam air laut dapat memengaruhi DNA, namu hal itu tidak berdampak signifikan.
"Jaringan sangat relatif. Saya punya pengalaman orang meninggal setahun lalu itu jaringan masih bagus. Semoga pemeriksaan DNA ini bisa dijalankan dengan baik," imbuhnya.
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris dan Siaran Langsung di Pekan ke-11
Sejauh ini tim DVI Polri baru berhasil mengidentifikasi satu korban atas nama Jannatun Cintya Dewi kelahiran Sidoarjo 12 September 1994. Cintya beralamat di Dusun Prumpon RT 001 RW 001 Kecamatan Sukodono Jawa Timur yang merupakan anak ketiga dari Ibu Surtiyem dan Bambang Supriyadi.
Jannatun Cintya Dewi teridentifikasi berdasarkan lima jari di tangan kanannya. Sidik jari Jannatun Cintya Dewi teridentifikasi setelah tim DVI menelusuri dan mencocokkan sidik jari jenazah dengan sidik jari yang ada di database KTP elektronik.
Berita Terkait
-
Bhavye Suneja Dikenal Pilot Pintar dan Disiplin di Lion Air
-
Identifikasi Korban Lion Air, Tim DVI RS Polri Upayakan Tes DNA
-
RS Polri Siapkan 20 Psikolog Dampingi Keluarga Korban Lion Air
-
Anak Tjahjo Kumolo Pernah Bawa Pesawat Boeing 737 Max 8 dari AS
-
Keluarga Korban Lion Air Nangis Saat Ditemui Gubernur Babel
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Minggu Besok, Pesantren Lirboyo Undang Seluruh Unsur NU Bahas Konflik Internal PBNU
-
Kementerian PU Tandatangani Kontrak Pekerjaan Pembangunan Gedung SPPG di 152 Lokasi
-
Eks Mensos Tekankan Pentingnya Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Belajar dari Simeulue hingga Sumbar
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan
-
SPPG, Infrastruktur Baru yang Menghubungkan Negara dengan Kehidupan Sehari-Hari Anak Indonesia
-
Jaksa Kejati Banten Terjaring OTT KPK, Diduga Peras WNA Korea Selatan Rp 2,4 Miliar
-
6 Fakta Wali Kota Medan Kembalikan 30 Ton Beras Bantuan UEA, Nomor 6 Jadi Alasan Utama
-
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Nyawa Melayang dalam Kebakaran di Teluk Gong
-
Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih, Mendagri Tito Minta Maaf