Suara.com - Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro mengakui melakukan pertemuan dengan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin sebanyak dua kali. Billy menceritakan terkait pertenuan tersebut, peryemuan pertama dengan Neneng pun saat Billy bersama para rekan-rekannya membesuk Neneng melahirkan.
Namun, tak ada pembahasan terkait bisnis maupun proyek Meikarta. Tetapi, Billy mengungkapkan dalam pertemuan kedua, bersama Neneng bertemu di sebuah hotel di sekitar Bekasi, Jawa Barat. Billy menanyakan pembangunan Rumah Sakit Siloam di Meikarta tersebut.
"Pertrmuan kedua saya menemui ibu (Neneng) di hotel. Karena saya ingin liat respon ibu gimana kalau saya mengusulkan kalau ada Rumah Sakit Siloam. Ada RS kecil dulu untuk CSR untuk wilayah itu. Karena Rumah Sakit kecil ukuran kelas C dan kelas D, itu melalui ijin Bupati jadi saya tanya," ungkap Billy
Meski begitu, Billy bersama Neneng mengklai selama pertemuan dua kali tersebut, membantah pernah membahas terkait soal uang suap. Billy hanya menanyakan respon Neneng terkait rencana pembangunan Rumah Sakit Siloam di Meikarta tersebut.
Pertemuan sudah selesai nggak ada bicara yang lain-lain, apalagi bicara uang kecuali bicara tentang yang saya sebutkan tadi," kata Billy
Billy usai menjalani pemeriksaan penyidik KPK sebagai tersangka suap terhadap proyek Meikarta.
Proyek Meikarta merupakan salah satu proyek milik Lippo Group. Penggarap proyek Meikarta ialah PT. Mahkota Sentosa Utama (MSU), yang merupakan anak usaha dari PT Lippo Cikarang Tbk.
Dalam kasus ini KPK telah menetapkan 9 tersangka yakni Bupati Bekasi nonaktif Neneng Hasanah Yasin dan Direktur Operasional Billy Sindoro. Kemudian, konsultan Lippo Group yaitu Taryadi (T) dan Fitra Djaja Purnama (FDP), serta Pegawai Lippo Group Henry Jasmen (HJ).
Selanjutnya, Kepala Dinas PUPR Bekasi Jamaludin (J), Kepala Dinas Damkar Bekasi Sahat MBJ Nahar (SMN), Kepala Dinas DPMPTSP Bekasi Dewi Tisnawati (DT) serta Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi Neneng Rahmi (NR).
Baca Juga: Suap Meikarta, KPK Fokus Selisik Kejahatan Korporasi
Neneng Hasanah beserta anak buahnya diduga menerima hadiah atau janji oleh para petinggi Lippo Group, terkait pengurusan perizinan proyek pembangunan Meikarta pada lahan seluas 774 hektare.
KPK menduga uang suap itu dibagi dalam tiga tahap pemberian. Bupati Neneng disebut baru mendapatkan Rp 7 miliar dari Lippo Group.
Berita Terkait
-
Suap Meikarta, KPK Fokus Selisik Kejahatan Korporasi
-
Di KPK, Direktur Keuangan PT MSU Bungkam Ditanya Suap Meikarta
-
Diduga Berasal dari Suap DAK Kebumen, KPK Telisik Aliran Dana PAN
-
KPK Berpeluang Bidik Anggota DPR Lain di Kasus Suap Taufik
-
KPK Sebut Malaysia Baru Mau Terapkan LHKPN ke Pejabat Negara
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Partai Ummat Kritik Pramono Anung, Sebut Kebijakan Jakarta Tak Berpihak Wong Cilik
-
BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Berlangsung Lebih Lama hingga Februari 2026
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India