Suara.com - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Muhammad Syaugi akan mengkaji terkait masa perpanjangan evakuasi penumpang dan bangkai pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomer penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Syaugi mengungkapkan proses evakuasi di hari kesembilan ini terus dilakukan secara optimal.
Syaugi menjelaskan pihaknya akan melakuka evakuasi dan menganalisa sebelum memutuskan akan menambah atau tidak masa pencarian pesawat Lion Air setelah hari kesembilan.
"Jadi ini sudah hari kesembilan, besok hari kesepuluh. Sesuai janji saya setelah tujuh hari ditambah tiga hari, terakhirnya besok. Kemudian besok akan dievaluasi, akan dianalisa apa perlu diperpanjang atau tidak?," kata Syaugi di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (6/11/2018).
Berkenaan dengan itu, Syaugi mengatakan hasil evaluasi akan dijadikan tolok ukur diperpanjang atau tidaknya proses evakuasi itu berdasarkan hasil temuan dilapangan.
Sebelumnya Sayugi mengatakan perpanjangan masa pencarian tiga hari karena ditemukannya sebanyak 21 kantong jenazah di Tanjung Pakis.
Dengan demikian, Syaugi mengungkapkan bahwa hasil proses evakuasi di hari kesembilan ini akan dievaluasi dan dianalisis untuk menentukan diperpanjang atau tidaknya proses evakuasi nantinya.
"Tolok ukur yang utama adalah penemuan korban, kalau masih ada kemungkinan bisa ditemukan ya kita perpanjang kalau tidak ada lagi yang ditemukan ya tidak diperpanjang. Makanya tergantung hari ini bagaimana trennya sampai besok pagi," paparnya.
Untuk diketahui, hingga pagi ini tim SAR gabungan tercatat telah menemukan sebanyak 164 kantong jenazah. Penemuan itu hasil dari perluasan area seluas 250 meter dari titik dugaan jatuhnya pesawat.
Baca Juga: Curi Bantal Busa di Pasar, Janda Suwanah Kini Meringkuk di Bui
Berita Terkait
-
Keluarga Tak Kuasa Menahan Tangis di Lokasi Jatuhnya Lion Air
-
Cara Kabasarnas Tenangkan Keluarga Korban Sebelum Doa Bersama
-
Ini 13 Jenazah Baru Korban Lion Air yang Teridentifikasi Tim DVI
-
Ayah Korban Pesawat Lion Air: Rusdi Kirana Saya Anggap Gagal
-
Begini Cara Polisi Tenangkan Psikologis Keluarga Korban Lion Air
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Line Up Terbaru Pestapora Hari Ini 7 September, Usai 34 Musisi Umumkan Mundur
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
Terkini
-
Menteri Kehutanan Bantah Bahas Pembalakan Liar dengan Tersangka Azis Wellang di Meja Domino
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Faujian Esa Ditemukan Sakit di Lembang, Tak Terkait Aksi Demo
-
TAUD: Tuduhan Terhadap Delpedro Konspiratif, Penegakan Hukum Prematur untuk Cari Kambing Hitam!
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah