Suara.com - Anggota Majelis Syuro DPP PKS Triwisaksana menolak keras adanya fit and proper test bagi para kandidat wakil gubernur (wagub) DKI Jakarta, pasalnya, pengujian itu tidak tepat dilakukan terhadap cawagub.
Pria yang kerap disapa Sani itu mengatakan, dengan adanya tes itu maka mengisyaratkan bahwa PKS tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menjadi kandidat wagub. Sehingga, seharusnya fit and proper test tidak seharusnya dilakukan.
"Kalau pendapat saya pribadi itu tidak perlu dilakukan. Karena itu ada anggapan bahwa cawagub tidak proper tidak capable," kata Sani saat ditemui di Kantor DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2018).
Sani berpendapat, fit and proper test dilakukan jika yang akan dipilih adalah Dirut BUMD atau kepala dinas. Menurut Sani, tidak ada kepala daerah dimanapun yang dites seperti itu sebelum menduduki jabatan sebagai kepala daerah.
"Ini artinya calon yang diajukan PKS dianggap tidak proper, tidak capable sehingga harus ada fiit and proper tes dulu. Mana ada kepala daerah di tempat lain ditest dulu?" Protes Sani.
Sani pun mengusulkan, seharusnya fit and proper test itu ditiadakan. Kandidat wagub dari PKS sebaiknya diperkenalkan secara langsung ke Partai Gerindra, bukan justru dites.
"Seharusnya diperkenalkan PKS ke Gerindra lalu diajukan ke DPRD. Gerindra hanya diskusi aja, bukan tes. Tolak ukur lulus tes apa? harus disusun lagi disepakati lagi," pungkasnya.
Sebelumnya, Partai Gerindra sepakat menyerahkan kursi wakil gubernur (wagub) DKI Jakarta kepada PKS, nantinya kandidat dari PKS harus menjalani fit and proper test terlebih dahulu sebelum diajukan dalam paripurna DPRD DKI Jakarta.
Baca Juga: Kata Maaf Tampang Boyolali Prabowo di Mata Sekjen PDI Perjuangan
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!