Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi Presiden Jokowi, karena memberikan gelar Pahlawan Nasional Tahun 2018 kepada kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan.
Tokoh dari Provinsi DI Yogyakarta itu mendapat gelar Pahlawan Nasional bersama lima tokoh lain yang dianggap sudah berjasa semasa hidupnya untuk Indonesia.
Anies mengatakan, perjuangan keluarga tidak sia-sia. Pasalnya, usulan pengajuan gelar Pahlawan Nasional sudah disampaikan pihak keluarga sejak tahun 2010 di Yogyakarta.
"Karena memang almarhum akhir hayatnya menghabiskan waktu di Jogja. Kebetulan tinggal serumah dengan kakek mulai bayi sampai SMA," ucap Anies di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini kemudian mengingat jasa sang kakek. Saat itu, Anies menceritakan selalu dijemput saat pulang sekolah, tepatnya saat dirinya masih TK.
Anies menerangkan, AR Baswedan hampir setiap hari selalu menulis.
"Beliau seorang wartawan. Seumur hidup sampai akhir hayatnya menulis surat setiap hari, menulis kolom rutin. Saya waktu itu bagian mengantarkan ke kantor pos. Ketika SD, saya bagian mengetik, kalau beliau mendiktekan," kata Anies.
Ia kemudian menceritakan pengalaman uniknya saat membantu kakek mengetik. Saat itu AR Baswedan, kata Anies, selalu menyertakan namanya dalam surat tersebut. Ini membuat Anies bangga.
"Kemudian hari saya baru tahu, bahwa itu cara memberitahu penerima kalau salah-salah ketik yang bikin adalah cucunya. Itu diplomasi yang halus. Membuat yang satu sisi senang, sisi lain tahu," kata Anies.
Baca Juga: Yakin Menang, Prabowo - Sandiaga Tak Ingin Punya Kuasa Hukum
Lebih jauh Anies mengatakan, kakeknya suka menulis terkait masalah politik domestik sampai persoalan persatuan, keumatan.
"Praktis, biasanya yang beliau lakukan mengetik lalu media datang mengambil, waktu itu masih diambil tulisannya," katanya.
"Di masa mudanya, beliau aktif membangun Persatuan Arab Indonesia. Mendeklarasikan, mengajak peranakan Arab untuk bersatu, bersama memperjuangkan kemerdekakan. Lalu menjadi anggota BPUPKI dan tinggalnya di Jakarta di Kwitang. Beliau di BPUPKI bersama-sama sampai dengan tahun 1947. Sesudah itu hijrah ke Jogja, karena republik pindah ke Jogja," lanjut Anies.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, Transjakarta Akan Terapkan Tes Psikologi Lanjutan untuk 11 Ribu Sopir
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, DPRD DKI Minta Sertifikasi Sopir Transjakarta Diperketat
-
PN Jaksel Jadwalkan Sidang Praperadilan Nadiem Makarim pada 3 Oktober
-
Diduga Cemburu, Suami di Kebon Jeruk Bunuh Istri Lalu Serahkan Diri ke Polisi
-
Tri Tito Buka Rakornas Posyandu, Tekankan Pentingnya Posyandu Dukung Implementasi Enam SPM
-
Kepala BGN Wanti-wanti Setiap Daerah Siaga Tangani Keracunan MBG
-
Tangis Sinta Nuriyah Pecah di Polda Metro, Peluk Erat Ibunda Delpedro: Mereka Penerus Bangsa
-
Diungkap Kaesang Pangarep, Foto Wisuda Gibran Dipajang di Kampus MDIS
-
Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
-
Transjakarta Rawan Kecelakaan? DPRD DKI Soroti Gaya Hidup Sopir: Begadang, Narkoba, Judi Online!