Suara.com - Viaduk Tugu Pahlawan banyak membetot perhatian setelah ada tiga korban meninggal saat menonton drama kolosal 'Surabaya Membara' di Tugu Pahlawan pada Jumat (9/11/2018) malam. Dua korban meninggal karena jatuh dari viaduk (jembatan rel kereta api di atas jalan raya) dan satu lagi meninggal karena terlindas kereta api.
Bukan hanya itu, belasan penonton juga mengalami luka-luka. Mereka dirawat di tiga rumah sakit, yakni RSUD dr Soetomo, RS dr Soewandi, serta RS PHC Tanjung Perak. Korban terluka karena terjatuh dari viaduk.
Dilansir dari laman Beritajatim.com, acara pementasan drama kolosal Surabaya Membara merupakan bagian dari peringatan Hari Pahlawan setiap 10 November. Lokasi tersebut dipilih karena memang banyak menyimpan sejarah tentang perjuangan arek-arek Suroboyo dalam peristiwa 10 November.
Viaduk terletak di Jl Pahlawan, Kelurahan Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Lokasinya berada di sebelah timur laut Tugu Pahlawan, atau sebelah barat laut Kantor Gubernur Jawa Timur.
Sementara di laman Situsbudaya.id, Viaduk adalah suatu konstruksi jalan rel di atas jalan raya yang digunakan untuk menghindari perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan raya.
Pembangunan viaduk ini berkaitan dengan pembangunan jaringan rel kereta api yang ada di Surabaya. Pembangunan jaringan rel kereta api di Surabaya disesuaikan dengan kebutuhan pada waktu itu, tidak langsung menyambung seperti sekarang. Pembangunannya pun dilakukan secara bertahap.
Bangunan Sarat Sejarah
Diperkirakan pembangunan viaduk ini selesai antara tahun 1926 sampai 1930, dan setelah diresmikan viaduk tersebut dikenal sebagai Het viaduct op de Pasar Besar in Soerabaja.
Laman tentang budaya tersebut juga menuliskan bahwa Viaduk ini tak hanya dikenang sebagai jalur penyeberangan kereta api, tapi juga pernah menjadi garis pertahanan yang kokoh bagi para pejuang dalam bertahan terhadap gempuran pasukan Inggris dari berbagai arah.
Baca Juga: Jadi Korban Pembacokan, 2 Anggota Polsek Penjaringan Tetap Tugas
Karena menolak ultimatum dari pasukan Sekutu yang dipimpin oleh pasukan Inggris dengan dibantu oleh NICA, dan memilih melawan dengan jiwa dan raganya, para pejuang siap melakukan pertempuran.
Selama berlangsungnya pertempuran mempertahankan viaduk, bala bantuan berdatangan, antara lain dari Surakarta, Bali dan Madura. Dari Surakarta datang bantuan 60 orang pemuda bersenjata yang kemudian langsung diikutsertakan pada front viaduct.
Untuk membersihkan viaduk yang masih dipertahankan oleh para pejuang, Inggris melakukan gerakan melingkar. Dalam gerakan pada tanggal 13 November 1945, Inggris mengerahkan kekuatannya yang terdiri dari sebagian satuan-satuan Brigade 123 dan Brigade 9 sebanyak dua kompi langsung di bawah perintah Panglima Divisi.
Selama berlangsungnya pertempuran di viaduk itu, pihak pejuang kehilangan 25 orang rekannya yang gugur. Serangan balasan dari pihak pejuang dilaksanakan pada tanggal 15 November 1945. Pada hari itu mereka melancarkan serangkaian tembakan. Karena mungkin tidak sempat berlatih atau kurangnya latihan praktek menembak, mereka akhirnya terdesak mundur.
Peristiwa ini akan senantiasa melekat pada bangunan yang terbuat dari beton bertulang ini. Maka Pemkot Surabaya menetapkan viaduk ini sebagai bangunan cagar budaya.
Artikel ini dikutip dari laman Beritajatim.com dengan judul: "Viaduk Tugu Pahlawan, Benteng Pertahanan Para Pejuang"
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
Terkini
-
Beban Jakarta Tak Berkurang Meski Ada IKN, Pramono: Saya Pikir Bakal Turun, Ternyata Enggak
-
HAM Indonesia Alami Erosi Terparah Sejak Reformasi, 2025 Jadi Tahun Malapetaka
-
Eks Pimpinan KPK BW Soroti Kasus Haji yang Menggantung: Dulu, Naik Sidik Pasti Ada Tersangka
-
Khusus Malam Tahun Baru 2026, MRT Jakarta Perpanjang Jam Operasional Hingga Dini Hari
-
Mendagri Minta Pemda Percepat Pendataan Rumah Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Pemprov DKI Jakarta Hibahkan 14 Armada Damkar ke 14 Daerah, Ini Daftar Lengkapnya!
-
Said Iqbal Bandingkan Gaji Wartawan Jakarta dan Bekasi: Kalah dari Buruh Pembuat Panci!
-
436 SPPG Polri Mulai Dibangun, Target Layani 3,4 Juta Penerima
-
Kisah Pramono Anung Panggil Damkar Jakarta Demi Evakuasi 'Keluarga' Kucing di Atap Rumah
-
Rakyat Jakarta Nombok! Said Iqbal Desak Pramono Anung Naikkan UMP 2026 Jadi Rp5,89 Juta