Suara.com - Pendekatan ekonomi kepada masyarakat Papua penting dilakukan. Hanya saja tidak cukup untuk menyelesaikan akar masalah konflik - konflik di Papua.
Hal itu dinyatakan Direktur Imparsial Al Araf. Araf mengatakan terjadinya penembakan di Trans Papua membuktikan masalah di Papua bukan hanya ekonomi saja.
“Ada persepsi bahwa problem ini semata-mata karena ada persoalan ketidakadilan ekonomi. Itu benar, tidak salah. Pembangunan ekonomi penting dilakukan. Tapi itu tidak cukup menyelesaikan akar permasalahan di Papua secara keseluruhan,” kata Araf di Jakarta, Kamis (6/12/2018) kemarin.
Araf menilai ketidakadilan ekonomi hanya satu dari sejumlah faktor penyebab terjadinya konflik di Papua. Faktor lainnya yakni problem historis, marginalisasi masyarakat Papua, dan tidak tuntasnya kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Hal ini menyebabkan konflik di Papua terus berulang.
Dalam rentang 2017 hingga 2018, Imparsial mencatat ada 35 kekerasan yang melibatkan senjata terjadi di Papua. 14 Peristiwa di antaranya terjadi pada 2017, dan 21 peristiwa pada 2018.
Kekerasan tidak hanya dilakukan oleh kelompok bersenjata terhadap warga sipil, namun juga oleh aparat keamanan. Tidak semua konflik itu dipicu oleh separatisme.
Araf meminta agar pemerintah meningkatkan dialog dengan masyarakat Papua ke arah yang lebih substantif. Masyarakat Papua harus ditempatkan sebagai subjek dalam penyelesaian persoalan di Papua.
Dalam kedudukan sebagai subjek itu, maka penting bagi pemerintah untuk mendengarkan dan mengakomodasi pandangan masyarakat Papua tentang peta jalan penyelesaian konflik di Papua.
Pemerintah di era Presiden Joko Widodo dinilai telah mulai membangun ruang dialog itu secara bertahap, salah satunya dengan kunjungan berulang kali ke Papua, juga memanggil tokoh-tokoh Papua ke Jakarta.
Baca Juga: Kesaksian Korban Saat Detik-detik Mencekam Penembakan di Trans Papua
“Langkah Jokowi cukup baik tapi belum maksimal. Perlu dorongan lebih masif agar dialog lebih substantif,” ujar Araf.
Anggota Akademisi untuk Papua Damai, Antie Solaiman berharap penembakan pekerja Trans Papua di Kabupaten Ndagu menjadi pintu pembuka dialog yang lebih substantif antara pemerintah dengan masyarakat Papua.
“Usulan saya, pendekatan yang selama ini dilakukan Indonesia lewat ekonomi, ada roadmap dan pembangunan infrastruktur di Papua, tapi satu yang mereka usulkan dan sulit diterima adalah permintaan dialog,” kata Antie. (Anadolu)
Berita Terkait
-
Kesaksian Korban Saat Detik-detik Mencekam Penembakan di Trans Papua
-
Daftar Nama Korban Meninggal dan Selamat Insiden Penembakan di Trans Papua
-
7 Jenazah Korban Penembakan di Trans Papua Dievakusi ke Timika
-
Penembakan di Trans Papua, 5 Pekerja PT Istaka Karya Belum Ditemukan
-
Cerita Heroik 2 Warga Nduga Selamatkan Pekerja Istaka Karya dari Penembakan
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Terkini
-
Geger Gubernur Riau Kena OTT KPK, Puan Maharani Beri Peringatan Keras: Semua Mawas Diri
-
Jakarta Waspada! Inflasi Oktober Meroket: Harga Emas, Cabai, dan Beras Jadi Biang Kerok?
-
UAS Turun Gunung Luruskan Berita OTT Gubernur Riau: Itu yang Betul
-
Yakin Kader Tak Terlibat? Ini Dalih PKB Belum Ambil Sikap usai KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Utang Whoosh Aman? Prabowo Pasang Badan, Minta Publik Jangan Panik!
-
Murka! DPR Desak Polisi Tak Pandang Bulu Usut Kasus Guru di Trenggalek Dianiaya Keluarga Murid
-
Pemerintah Siap Tanggung Utang Whoosh, Bayar dari Duit Hasil Efisiensi dan Sitaan Koruptor?
-
Guru Dianiaya Wali Murid Cuma Gara-gara Sita HP, DPR Murka: Martabat Pendidikan Diserang!
-
Warga Protes Bau Sampah, Pramono Perintahkan RDF Plant Rorotan Disetop Sementara
-
Tanggul Jebol Terus? DKI Jakarta Siapkan Jurus Pamungkas Atasi Banjir Jati Padang!