Suara.com - Politisi senior PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, membeberkan proses konsolidasi dan peran Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam membesarkan PDI Perjuangan. Hal ini menyusul PDI Perjuangan yang akan menggelar perayaan Hari Ulang Tahun ke 46 tahun pada 10 Januari 2019 mendatang.
Tjahjo menuturkan ketika itu dirinya masuk partai masuk dengan nama Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Kemudian menjalani reformasi dan Pemilu 1999. Ia pun sempat menjadi wakil sekretaris fraksi di Kongres PDI Perjuangan 2005 dan pada kongres di tahun 2010, Tjahjo menjadi Sekjen Partai.
Tjahjo menceritakan masa setelah 2004, di mana PDI Perjuangan kalah di pemilu legislatif maupun pemilu presiden adalah masa pergulatan besar.
Menurutnya, pada Pemilu 2004-2014, PDI Perjuangan berada di luar kekuasaan dan godaan untuk menjadi bagian dari kekuasaan sebenarnya sangat besar.
"Kekuatan PDI Perjuangan pada masa 10 tahun itu adalah keteguhan untuk tak tergiur kekuasaan. Prinsip yang diajarkan oleh Ibu Megawati adalah kalau mau berkuasa, ya berjuang merebut kemenangan secara demokratis," ujar Tjahjo di kantor PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Oleh karenannya, dirinya diperintahkan Megawati untuk terus menguatkan konsolidasi partai. Tumpuannya yakni sebagai Tiga Pilar Partai yaitu kekuatan di struktur hingga pengurus anak ranting; kekuatan di legislatif dan kekuatan di eksekutif.
"Dimulailah proses modernisasi kerja partai. Setiap kader didudukkan di salah satu dari tiga kekuatan itu berdasar hasil penilaian ilmiah. Metode psikotes pun diterapkan. Jadi sebelum seseorang didudukkan, akan dicek apakah dia cocok di DPR, eksekutif, atau struktur. Itu pakai psikotes," kata Tjahjo.
"Sekjen, wasekjen, bekerja menggerakkan dan mengorganisir Tiga Pilar Partai. Termasuk menggerakkan masyarakat dan pemilih. Itulah kunci kekuatan politiknya," sambungnya.
Lebih lanjut, Menteri Dalam Negeri itu memuji sosok Megawati yang merupakan sosok demokratis yang selalu mendorong seluruh peserta rapat, menyampaikan pendapat. Pasalnya, banyak yang menuding sosok Megawati merupakan sosok pemimpin keras dan otoriter.
Baca Juga: Rayakan HUT Sekaligus Rakornas, PDIP Pastikan Undang Jokowi-Maruf
"Megawati adalah sosok demokratis, yang di tiap rapatnya selalu mendorong seluruh peserta menyampaikan pendapat. Baru kemudian beliau memutuskan secara bersama dari hasil pembahasan. Ibu Megawati itu orang yang detil. Beliau tahu siapa-siapa saja pendiri partai, yang berjasa, yang membela, dan siapa pengkhianat partai," tuturnya.
Tak hanya itu, menurut Tjahjo, Megawati ketika itu memastikan setelah kemenangan Pemilu 2014, PDI Perjuangan tidak boleh berhenti. Sebab satu kemenangan itu tidak cukup.
Tjahjo juga mengatakan, Megawati memerintahkan kepada kader-kadernya agar tidak terbuai. Selama NKRI ada, maka PDI Perjuangan harus tetap bekerja keras menjaganya.
"Maka dengan ultah PDI Perjuangan di 10 Januari, mari lawan racun demokrasi, kampanye dan ujaran kebencian, fitnah. Itulah racun demokrasi yang harus kita lawan. Harus kita sampaikan ke aparat penegak hukum. inilah penjahat demokrasi yang harus kita sadarkan," ucap Tjahjo.
"Pemilu adalah ajang memilih pemimpin yang membawa gagasan kemajuan bangsa demi kemaslahatan rakyat, sehingga kualitas demokrasi makin meningkat," tandasnya.
Di kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mengatakan hal yang sama. Megawati merupakan sosok yang memastikan PDI Perjuangan untuk tetap teguh dan kuat walau berada di luar pemerintahan pada 2004-2014.
Berita Terkait
-
Hoaks Surat Suara, Mendagri: Kita Jangan Sampai Tercederai Racun Demokrasi
-
Hasto Sindir Andi Arief: Era Orba Banyak Aktivis Hilang, Kini Cuitan Hilang
-
Sebentar Lagi Bebas, PDIP Belum Terima Surat Permohonan Ahok Masuk Partai
-
Mendagri Minta Bareskrim Usut Tuntas Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Dicoblos
-
Wasekjen Demokrat Diduga Sebar Hoaks, PDIP: Andi Arief Sangat Provokatif
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf