Suara.com - Kepolisian Daerah (Polda) Lampung bersama tim dari instansi lainnya terus berupaya mencari tujuh korban bencana tsunami Selat Sunda di perairan pesisir Pantai Selatan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung yang belum ditemukan sampai hari ini.
"Kami bersama instansi terkait terus mencari korban," kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Sulistyaningsih saat dihubungi teleponnya, di Bandarlampung, Sabtu (5/1/2019).
Sulis merinci ketujuh korban yang belum ditemukan hingga saat ini merupakan warga yang terbanyak di Desa Kenali, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Satu diantaranya warga Pulau Sebesi.
"Sumber dari Kominfo Lamsel mereka bernama Sahri, Saman, Asim, Asmara, Rohani, dan Madsamil warga Desa Kenali. Satu warga Pulau Sebesi atas nama Aulia Meyza," kata dia menerangkan.
Menurut Sulis, untuk lokasi yang terdapat korban jiwa terbanyak adalah di Desa Way Muli Induk dan Desa Way Muli Timur. Tsunami di kedua desa tersebut telah merenggut korban jiwa sebanyak 96 jiwa.
"Yang lainnya di Pantai Laguna dan Desa Mana sebanyak 21 jiwa dan Desa Kelasi sebanyak dua orang," kata dia.
Tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 malam menimbulkan kerusakan dan korban jiwa di Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran di Provinsi Lampung serta Kabupaten Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 31 Desember bencana itu sudah menyebabkan 437 orang meninggal dunia, 16 orang hilang, 14.059 orang terluka, dan 33.721 orang mengungsi. (Antara)
Baca Juga: Belum Dipakai, Puluhan Kotak Suara Pemilu di Bantul Rusak karena Basah
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu