Suara.com - Aktivis HAM Haris Azhar menilai kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang saat ini sedang berdebat tema HAM di Hotel Bidakara, Jakarta memiliki latar belakang yang sama. Karenanya, ia memilih untuk golput pada 17 April mendatang.
Haris menjelaskan pilihannya untuk golput pada pilpres 2019 adalah hak warga negara. Meski mengaku tak akan mencoblos, Haris menganggap warga negara yang memilih golput masih berhak untuk menuntut kepada siapa pun presiden yang terpilih.
"Tiket kita untuk menuntut negara itu dari konstitusi kita sebagai warga negara, bukan tiket yang dari kertas coblos," jelas Haris di acara Facebook Live Suara.com
Terkait hal ini, Direktur LSM Lokataru Foundation itu mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk tidak terlalu ambil pusing dengan pemilihan presiden kali ini. Dia lebih menyarankan warga untuk mempersiapkan diri menerima presiden terpilih nanti.
"Saya mengajak semua warga, kita lebih penting mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan siapa yang akan jadi presiden, bukan sibuk memilih yang mana, atau sibuk menjustifikasi pilihannya masing-masing," kata Haris Azhar saat berkunjung ke Kantor Suara.com, Kamis (17/1/2019).
Haris menilai situasi politik pada masa pemilu saat ini ada sebuah pemaksaan untuk memilih satu dari dua pilihan yang menurutnya sama saja, tidak mementingkan kasus HAM berat masa lalu.
"Hari ini kita dipaksa untuk menjadi pendukung 1 atau pendukung 2, netral tidak boleh, argumentasi dibikinlah macem macem, fitnah tanpa verifikasi. Jadi situasi seperti ini kayak kita ini orang berdosa, jadi kalau tidak pilih 1 dianggap pilih 2, begitu juga sebaliknya, ini menurut saya sudah ajaib," kata Haris Azhar.
Sebelumnya, banyak Aktivis HAM menilai Joko Widodo sebagai pelindung pelanggar HAM karena mengangkat Wiranto sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, sementara Prabowo Subianto disebut-sebut sebagai terduga pelanggar HAM karena disebut terlibat dalam penculikan aktivis 1998.
Baca Juga: Perankan Suami Milea, Andovi da Lopez Siap Diprotes
Berita Terkait
-
Kritik Debat Pilpres di Hotel Berbintang, Mahasiswa Aksi di Hotel Bidakara
-
Pantau Debat Pilpres, Belasan Media Periksa Fakta Klaim Paslon Malam Ini
-
Empat Skenario yang Mungkin Terjadi saat Debat Capres - Cawapres soal HAM
-
Prabowo dan Jokowi Sama-sama Punya Amunisi, Debat Capres Bakal Panas?
-
Debat Capres, Prabowo-Sandi Siapkan 'Senjata' Khusus Lawan Jokowi-Maruf
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting