Suara.com - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengaku geram karena para pendukung Capres petahana Joko Widodo atau Jokowi diduga mempolitisir pembebasan terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Baasyir. Kejengkelan Ferdinand dipicu karena nama Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut telah mengkriminalisasi ulama dengan menjebloskan Baasyir ke penjara.
Terkait tudingan yang dianggap menyudutkan SBY itu, Ferdinad memastikan jika hukuman pidana yang dijeratkan kepada Baasyir murni untuk penegakan hukum.
"Ustaz Baasyir dulu dipenjara murni soal penegakan hukum. Tidak ada selintas pun kata-kata yang menyatakan itu kriminalisasi ulama," kata Ferdinand dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (19/1/2019).
Diketahui, Abu Bakar Baasyir divonis hukuman 15 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan setelah dinyatakan terlibat dalam pendanaan latihan teroris di Aceh dan mendukung terorisme di Indonesia pada 16 Juni 2011. Ekseskusi terhadap Baasyir itu terjadi saat SBY masih menjadi Kepala Negara.
Ferdinand menyampaikan, pembebasan Baasyir yang dilakukan Jokowi itu kemudian dimanfaatkan oleh para pendukung Jokowi untuk membentuk opini publik jika SBY menjadi aktor yang telah menjebloskan Baasyir ke penjara. Pasalnya, kata dia, selama ini Jokowi selalu mendapatkan citra kalau dirinya tidak dekat dengan ulama-ulama bahkan sempat dituduh anti Islam.
"Justru dipolitisasi oleh pendukung Jokowi, dengan membangun opini bahwa Ustaz Baasyir dipenjara era SBY dan dibebaskan era Jokowi sebagai bukti Jokowi cinta ulama," ujarnya.
"Maka tudingan dilancarkan kepada SBY yang saat ini mendukung (Capres nomor urut 02) Prabowo. Politik kotor dan tidak beradab, memanfaatkan situasi demi elektoral," sambungnya.
Ferdinand menambahkan kalau SBY sama sekali tidak memiliki niat untuk melakukan kriminalisasi ulama. Justru, kriminalisasi ulama banyak mencuat di pemerintahan Jokowi lantaran dinilai berbeda pandangan politik.
"Bahkan Habib Rizieq juga pernah berhadapan dengan hukum, tapi tak ada kriminalisasi. Beda dengan jaman Jokowi, kesan yang ditangkap bahwa kriminalisasi terjadi, karena ulama banyak beda pilihan politik," tambahnya.
Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Daniel Mananta Ungkap Sosok Sang Istri
Karena itu, Ferdinand meminta kepada seluruh pihak terutama pendukung Jokowi termasuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI), untuk tidak membentuk opini publik seolah-olah Abu Bakar Baasyir dikriminalisasi saat pemerintahan SBY dan dibebaskan oleh Jokowi.
"Sekali lagi, bahwa tudingan politisi pendukung Jokowi khususnya PSI terkait Ustadz dipenjara era SBY itu adalah cara berpolitik kotor dan fitnah," katanya.
"Sebaiknya PSI mengakui saja bahwa memang bertolak belakang dengan ajaran Islam, maka (mereka) menolak aturan bernafas syariah. Tidak perlu memfitnah pihak lain untuk dapat elektoral. Itu politik sampah namanya," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?
-
Beri Kontribusi Besar, DPRD DKI Usul Tempat Pengolahan Sampah Mandiri di Kawasan Ini
-
Novum jadi Pamungkas, Kubu Adam Damiri Beberkan Sederet Fakta Mencengangkan!