Suara.com - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno sempat mengangkat isu adanya nelayan bernama Najibulloh di Karawang yang telah dipersekusi karena memindahkan pasir dan digunakan untuk menanam pohon mangrove di depan rumahnya. Najibulloh sendiri mengungkapkan kalau apa yang disampaikan Sandiaga dalam debat itu benar terjadi.
Awalnya, Najibulloh dijadwalkan untuk hadir dalam konferensi pers yang digelar oleh Advokat Senopati 08 di Kantor Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).
Namun karena terjebak macet, akhirnya Najibulloh membeberkan kronologis soal pemukulan terhadapnya melalui sambungan telefon dengan anggota Advokat Senopati 08.
Najibulloh mengungkapkan awal mulanya pemukulan itu terjadi karena dirinya dianggap melanggar aturan mengambil pasir di tanah timbul yang notabene ialah milik negara. Namun, Najibulloh menganggap kalau dirinya tidak melanggar aturan karena meskipun pasir itu berada di tanah timbul milik negara, namun dirinya memegang surat garapan.
"Pasir (boleh) yang penting itu kan merawat kan, itu kan ada surat garapannya," ungkap Najibulloh.
Najibulloh tidak mengetahui persis mengapa dirinya kemudian dianiaya oleh petugas Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas). Namun dirinya mengaku langsung dipukul di area wajah sambil tubuhnya dipegangi hingga tangannya terkilir.
"Yang mukul satu, tapi yang satunya itu megangin mangkanya terkilir karena dipegangin, dibekap (mulutnya)," ujarnya.
Selain itu, Najibulloh juga mengungkapkan kalau dirinya belum terdaftar sebagai petani ataupun nelayan di bawah binaan Pemkab Karawang. Hal tersebut diungkapkan Najibulloh guna meluruskan ucapan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana yang menyebut kalau tidak ada nama Najibulloh terdaftar dalam daftar kelompok nelayan binaan Pemkab.
"Memang dari dulu kami itu kelompok tapi nggak diakuin karena ada kelompok pengawas masyarakat. Kami enggak tahu bagaimana cara bikin kelompok yang resmi," katanya.
Baca Juga: Menang Tipis atas Torino, AS Roma Naik ke Posisi 4
Ungkapan Najibulloh itu sebagai upaya meluruskan adanya pemberitaan media massa yang menyebut kalau cerita Najibulloh yang disampaikan Sandiaga saat debat perdana capres - cawapres adalah hoaks
Sebelumnya Advokat Senopati 08 membeberkan adanya bukti kalau persekusi yang dialami Najibulloh itu memang benar adanya. Untuk meyakinkan pernyataan Sandiaga bukan hoaks, Advokat Senopati 08 dengan membawa Surat Tanda Laporan Polisi (STLP) dan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) sebagai bukti jika Najibulloh menjadi korban persekusi.
"Dengan bukti dokumen dari kepolisian berupa bukti Surat Tanda Laporan Polisi (STLP), Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)," kata Ketua Umum Advokat Senopati 08, Zainal Abidin, siang tadi.
Najibulloh yang saat itu bingung karena tidak ada bantuan, akhirnya meminta kepada Advokat Senopati 08 untuk membantunya untuk membuat laporan ke Polsek Cilamaya, Karawang pada 27 September 2018. Pelaporan telah teregistrasi dengan nomor laporan B/13/XII/2018/Reskrim dengan terlapor anggota Pomwasmas bernama Sahari. Perkaranya itu sudah ditingkatkan dari tahap penyidika dengan bukti SPDP pada 19 Desember 2018
"Itulah peristiwanya. Kalau dibilang itu mau dianggap hoax gimana? Ada buktinya, ada korbannya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Advokat Senopati 08 Bawa Bukti Omongan Sandiaga Soal Persekusi Bukan Hoaks
-
Penyebar Hoaks Surat Suara Jadi Relawan Prabowo, Sandiaga Klaim Tak Kenal
-
1000 Titik Kampanye, Sandiaga Curhat Sempat Temui Joko Widodo di Klaten
-
Sandiaga Klaim Tak Takut Suara Merosot Akibat Cuitan Andi Arief
-
Kebumen Disebut Daerah Termiskin, Sandiaga Malah Dapat Amplop dari Warga
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
AGRA Desak Penghentian Proyek Transmigrasi ala Orde Baru: Haruskah Membuka Hutan dan Belukar Lagi?
-
Detik-detik Mikrofon Prabowo Mati di KTT PBB, Menlu Sugiono Tegaskan Pesan Palestina Tetap Menggema
-
Sudah Gandeng Ahli ITB, Pemprov DKI Yakin Bau Sampah RDF Rorotan Sudah Teratasi
-
Bukan Jenderal Biasa, Mengenal Komjen Chryshnanda yang Ditunjuk Pimpin Tim Transformasi Polri
-
Dipimpin Puan Maharani, DPR RI Bakal Sahkan APBN 2026 dan Prolegnas dalam Rapat Paripurna
-
Menteri PPPA Minta Pesantren Jadi Zona Aman dari Bullying, Ingatkan Bahaya Relasi Kuasa
-
Bentuk Pasukan Khusus di Dunia Maya, Cara BNPT Mencegah Radikalisme di Era Tanpa Batas
-
Anhar Gonggong Tertawa Geli Polisi Sita Buku Franz Magnis Suseno: Harusnya Baca Dulu Isinya!
-
Konflik Yalimo Pecah Gegara Ucapan Rasis, Kemensos Siapkan Sembako dan 100 Babi untuk Pesta Damai
-
Dugaan Perubahan Riwayat Pendidikan Gibran, Pengamat: Skandal Besar yang Bisa Guncang KPU!