Suara.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan meminta pemerintah membuat kebijakan mitigasi bencana melalui jaminan sosial. Sebab, masih banyak korban bencana alam di Indonesia yang belum terdaftar dalam jamsos.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Khrisna Syarif mengatakan, pemerintah harus hadir memberikan perlindungan kepada warganya dalam berbagai kesempatan, terutama saat bencana alam. Khrisna meminta agar pemerintah turut berkontribusi dalam mitigasi bencana melalui jamsos.
"Kami ingin negara hadir memberikan perlindungan di setiap kejadian. Jadi memang ini kita perlu mitigasi bencana melalui jamsos," kata Khrisna saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Selasa (22/1/2019).
Sebagai contoh, dalam insiden pesawat jatuh Lion Air JT610, hanya sekitar 20 hingga 30 penumpang yang terdaftar jamsos. Padahal total penumpang pesawat itu mencapai 189 orang.
Belum lagi dalam bencana gempa dan tsunami di Palu, dari total sekitar 2.000 orang yang hilang hanya 60 orang yang memiliki jamsos.
Memasuki 2019, BPJS Ketenagakerjaan menginginkan adanya kebijakan baru yang dapat merangkul seluruh warga di Indonesia melalui jamsos.
Bukan hanya pekerja yang mendapatkan jamsos, melainkan siapa pun warga Indonesia yang lahir hingga meninggal berhak mendapatkan jamsos.
Khrisna menegaskan, BPJS Ketenagakerjaan siap mendukung pemerintah dalam program mitigasi bencana melalui jamsos. Ia memastikan, pada 2019, akan lebih banyak warga bergabung dan memiliki jamsos.
"Kami harap ada kontribusi pemerintah untuk perubahan ini. Kami siap dukung. Pemerintah.”
Baca Juga: Hore, Pakar Temukan Durasi Satu Hari di Planet Saturnus !
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta
-
Rp500 T Subsidi Bansos Meleset, Gus Ipul Akui Hampir Separuh Penerima Bantuan Salah Sasaran
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional