Suara.com - Kepala Staf Presiden Moeldoko ikut menanggapi video viral Kapten Leo Sianturi, Komandan Rayon Militer 10 Balimbingan Kodim 02/07 Simalungun, Sumatera Utara, yang sedang diinfus serta berteriak meminta pertolongan Presiden Jokowi.
Kapten Infanteri Leo Sianturi, berteriak histeris meski masih duduk di kursi roda dan diinfus demi meminta pertolongan kepada Panglima TNI Hadi Tjahjanto serta Presiden Jokowi. Ia merasa tak diperlakukan secara baik saat dirawat di Rumah Sakit TNI Pematangsiantar, Jumat (25/1) pekan lalu.
Sementara Kepala Staf Presiden yang juga mantan Panglima TNI Moeldoko mengatakan, negara tak bakal mengabaikan pasien rumah sakit.
"Negara tak bakal mengabaikan pasien rumah sakit. Soal teknis kasus itu sudah dijelaskan," ujar Moeldoko, Senin (28/1/2019).
Ia menuturkan, saat menjabat sebagai Panglima TNI, kerap mengkritik BPJS terkait pelayanan rumah sakit terhadap tentara.
"Saya mantan prajurit TNI sering memberikan koreksi kepada BPJS , jangan sampai tentara yang merasa punya rumah sakit, dengan bergabung BPJS, justru merasa tidak punya rumah sakit. Ini waktu saya jadi Panglima TNI sudah saya sampaikan kepada Dirut BPJS. Itu hanya kasus kecil yang memang harus direspons, enggak boleh diabaikan," tuturnya.
Sebelumnya, beredar video anggota TNI yang sedang diinfus pada tangannya menjerit meminta pertolongan Presiden Jokowi , Sabtu (26/1/2019).
Dalam video itu, prajurit tersebut mengakui dikecewakan oleh pelayanan Rumah Sakit TNI.
Belakangan diketahui, anggota TNI tersebut adalah Kapten Leo Sianturi dari Angkatan Darat. Video itu terekam di Rumah Sakit TNI Pematang Siantar, Sumatera Utara , Jumat (25/1/2019).
Baca Juga: Ahmad Dhani Dibui 1,5 Tahun, BPN: Vonisnya Agak Aneh, Terkesan Dipaksakan
Sembari duduk di kursi roda karena kakinya diperban serta tangan masih diinfus, Kapten Leo berteriak-teriak meminta pertolongan Jokowi karena kecewa terhadap RS TNI.
"Pak Presiden tolong pak presiden. Saya tentara masyarakat akan kembali ke masyarakat. Sakit hati saya ini. Saya sakit tidak diopname, tidak dilayani. Tolong saya panglima, saya ini prajurit. Dari prajurit hingga jadi perwira saya tak dihargai, di RS sendiri tak dihormati,” tutur Kapten Infantri Leo sembari memegang bungkus infusnya.
Sementara RS TNI Pematangsiantar dalam keterangan pers yang didapat Suara.com, menegaskan insiden itu terjadi akibat ada kesalahpahaman.
”Jumat (25//1), perawat memeriksa kondisi Kapten Leo. Saat itu, perawat bertanya ’mana pak yang menjaga bapak?’ Kemudian Kapten Leo menjawab ’Tidak ada, sudah cerai’. Kemudian Perawat Ruang anggrek menanyakan kembali “Anak-anak bapak di mana?’ dia jawab anak-anaknya jauh,” demikian tertulis dalam keterangan pers RS TNI Pematangsiantar.
Kepada perawat, Kapten Leo menjelaskan satu anaknya berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Satu anaknya yang lain tengah pendidikan ketentaraan.
Oleh perawat ditimpali, bahwa Kapten Leo termasuk orang beruntung karena ada anaknya yang meneruskan jejak sang ayah menjadi anggota TNI.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Menteri Haji Umumkan Tambahan 2 Kloter untuk Antrean Haji NTB Daftar Tunggu Jadi 26 Tahun
-
Bulan Madu Maut di Glamping Ilegal, Lakeside Alahan Panjang Ternyata Tak Kantongi Izin
-
Geger Ziarah Roy Suryo Cs di Makam Keluarga Jokowi: 7 Fakta di Balik Misi "Pencari Fakta"
-
Kronologi Bulan Madu Maut di Danau Diateh: Istri Tewas, Suami Kritis di Kamar Mandi Vila
-
FSGI: Pelibatan Santri dalam Pembangunan Musala Ponpes Al Khoziny Langgar UU Perlindungan Anak
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!
-
Krisis Politik di Madagaskar Memanas, Presiden Rajoelina Sebut Ada Upaya Kudeta Bersenjata
-
Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan: Para Petinggi BUMN Ini Mulai Diselidiki Kejagung
-
18 Profesor Hukum Bela Hasto, Minta MK Rombak Pasal Kunci Pemberantasan Korupsi