Suara.com - Ada yang kecewa di balik keinginan Presiden Jokowi mau mengaktifkan kembali jalur rel kereta api Cibatu-Garut di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mereka yang kecewa adalah masyarakat di bantaran rel kereta Garut.
Paguyuban Masyarakat Bantaran Rel Garut yang terdampak reaktivasi JALUR rel kereta api Stasiun Cibatu-Garut di Kabupaten Garut, Jawa Barat tidak puas jika mereka hanya diberikan uang kerahiman atau semacam kadeudeuh.
"Ini karena warga membutuhkan relokasi yang layak dan aman untuk tempat tinggal," kata Sekretaris Paguyuban Masyarakat Bantaran Rel Garut, Alimudin saat mendatangi Bupati Garut Rudy Gunawan di Garut, Senin (4/2/2019).
"Kami belum menerima solusi yang nyata, kalau sekadar uang kerahiman, uang cuma-cuma, itu belum menjawab keinginan masyarakat," tegas Alimudin.
Alimudin sengaja menemui langsung Bupati Garut Rudy Gunawan untuk menanyakan nasib masyarakat yang terdampak reaktivasi kereta api di Garut. Masyarakat mendesak Pemkab Garut untuk memikirkan masalah masyarakat tersebut yang saat ini membutuhkan perhatian dari pemerintah selain bentuk perhatian uang kerahiman.
"Kami datang menemui Pak Bupati untuk menanyakan sikap Pemkab. Selain itu, kami juga menanyakan perihal surat untuk bertemu dengan gubernur," ujarnya.
Jawaban dari Bupati Garut, kata Alimudin, surat aspirasi dari masyarakat sudah disampaikan kepada Gubernur Jabar, tetapi sampai saat ini belum ada tanggapan dari gubernur.
Masyarakat, lanjut dia, tidak menolak adanya pembangunan rel rute Stasiun Cibatu-Garut, namun program tersebut belum memperhatikan nasib tempat tinggal warga.
"Kalau tidak direlokasi, solusinya jalur yang dilalui jangan ke sana," katanya.
Baca Juga: Ahmad Dhani Cukur Rambut di Garut, Sindir Jokowi?
Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyampaikan, program reaktivasi rel kereta api di daerah itu merupakan rencana Pemerintah Provinsi Jabar dan PTKAI yang saat ini sudah mulai dikerjakan. Terkait aspirasi masyarakat bantaran rel, kata dia, sudah disampaikan kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 10 Januari 2019, dan hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan.
"Sampai sekarang memang belum ada jawaban dari Pak Gubernur, setelah Presiden datang ke sini itu sudah kewenangan provinsi dan pusat," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Kedubes Rusia Tepis Tudingan Jokowi soal Teori Propaganda Rusia
-
CEK FAKTA: Udang yang Gigit Tangan Jokowi Ditetapkan Jadi Tersangka?
-
3 Srikandi Olahraga Akhiri Karier, Indonesia Berterima Kasih
-
Tim Prabowo Sindir Alus Jokowi, Ingin Dapat Kuliah Ekonomi Makro
-
Ferdinand Hutahaean: Jokowi Tidak Punya Kapasitas dan Kapabilitas
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal
-
Tanggapi Komeng dan Pramono Soal Banjir, PSI Desak Pemprov DKI Ikut Perbaiki Wilayah Hulu
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?
-
Buka Peluang Periksa Menhut Raja Juli dan Eks Menteri LHK Siti Nurbaya, KPK Ungkap Alasannya!
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan