Suara.com - Terungkapnya kasus tewasnya remaja bernama Aldama Putra (19) karena dianiaya seniornya di Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Sulawesi Selatan tampaknya sedikit membuat Anggota TNI AU Pembantu Letnan Dua (Pelda) Daniel sedikit lega. Sebab, dari kejanggalan yang ditemukan Daniel membuat misteri tewasnya Aldama bisa terkuak.
Dari laporan Pelda Daniel, aparat Polrestabes Makasar telah menetapkan M Rusdi sebagai tersangka. Rusdi diduga menjadi otak di balik aksi penganiayaan salah satu taruna ATKP oleh senior-senior di kampus pada Minggu (3/2/2019)
Seperti dilansir Kabarmakassar--jaringan Suara.com, Daniel awalnya melihat kejanggalan itu dari luka-luka yang ada di tubuh sang anak. Terkait adanya luka-luka yang nyaris terdapat di seluruh badan Aldama, Pelda Daniel itu pun mencurigai anaknya meninggal secara tak wajar.
"Saya periksa semua badannya, ada luka-luka di kepalanya, jidatnya, sama memar di perut dan tangannya. Saya berfikir tidak wajar kematian anak saya," kata Daniel, Rabu (6/2/2019).
Meski demikian, kata Daniel pihak kampus menyebutkan jika penyebab anaknya tewas karena terjatuh saat berada di kamar mandi.
"Namun pihak ATKP mengatakan anak saya jatuh di kamar mandi," kata dia.
Atas dasar adanya kejanggalan itu, Daniel meminta polisi untuk melakukan autopsi terhadap jasad anaknya tersebut.
Terkuaknya kasus ini, polisi telah menetapkan Rusdi sebagai tersangka terkait aksi penganiayaan terhadap juniornya. Penetapan Rusdi sebagai tersangka itu setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap 22 saksi.
Sumber: Kabarmakassar.com
Baca Juga: Della Perez Tak Pernah Berikan Foto dan Video ke Mucikari Vanessa Angel
Berita Terkait
- 
            
              Aniaya Juniornya Hingga Tewas, Taruna Senior ATKP Makassar Jadi Tersangka
- 
            
              2 Penyidik KPK Batal Diperiksa Polisi Terkait Kasus Penganiayaan
- 
            
              Kasus Penganiayaan 2 Penyidik KPK, Pemprov Papua Balik Lapor Polisi
- 
            
              Tahanan Bahar Smith Dipindahkan, Istri: Saya Dibatasin Obrol, Saya Kecewa
- 
            
              Habib Bahar bin Smith Dikawal Mobil Lapis Baja ke Polres Bogor
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
- 
            
              Utang Kereta Cepat Whoosh Rp120 T Bisa Lunas? Prabowo Tugasi 3 'Menteri Kunci' Cari Jalan Keluar
- 
            
              Kejari Bandung Soal Dugaan Korupsi Periksa Wakil Wali Kota: Demi Good Governance
- 
            
              Selamat Jalan Rinaldi Aban: Sosok Penuh Canda Perekat Suara.com
- 
            
              Mahfud MD Buka Kartu: KPK Bisa Panggil Mantan Presiden Terkait Kereta Cepat Whoosh!
- 
            
              Fix! Onad Ditangkap Polisi karena Narkoba
- 
            
              Onad Terjerat Kasus Narkoba, Polisi Masih Periksa Intensif
- 
            
              Said Didu: Menkeu Purbaya Buka Kotak Pandora Utang Era Jokowi, Angkanya Rp24.000 Triliun!
- 
            
              Gerindra Buka Suara Soal Putusan MKD: Rahayu Saraswati Segera Diproses
- 
            
              Alex Noerdin di Meja Hijau: Proyek Pasar Cinde Jadi Bancakan, Negara Rugi Rp137 Miliar
- 
            
              Menuju Indonesia Bebas Pasung, Kemenko PMK Bentuk Tim Penggerak Kesehatan Jiwa Nasional