Suara.com - Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin, Jusuf Kalla menilai istilah propaganda Rusia yang diucapkan Jokowi bukan merujuk pada keterlibatan Rusia dalam Pilpres 2019. Melainkan hal lain.
JK mengibaratkan istilah propaganda Rusia seperti kue Bika Ambon. Kue Bika Ambon bukan berasal dari Ambon. Namun dari Medan, meski ada kata Ambon.
"Tidak semua dewan pengarah itu tahu apa yang disampaikan Jokowi. Tapi maknanya, jadi ini (seperti) bika ambon, jadi bukan (membicarakan) Ambonnya, tapi bikanya itu. Jadi yang dimaksud propaganda Rusia itu jenisnya, bukan Rusia sebagai negara tetapi sebagai kata jenis," jelas Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Rabu (6/2/2019).
JK mengklarifikasi bahwa pernyataan Jokowi tersebut bukan menuduh negara Rusia ikut terlibat dalam tim kampanye salah satu pasangan calon. Propaganda menjadi hal yang wajar digunakan dalam kampanye, karena biasanya pasangan capres-cawapres pasti selalu ingin menyampaikan yang terbaik kepada masyarakat.
"Ya namanya kampanye kan memang propaganda, ya propaganda memang. Kampanye itu karena mengkampanyekan sesuatu, bukan pemilu (saja). Mau kampanyekan beli produk atau sesuatu, itu kan mempropagandakan bahwa ini baik, ini yang terbaik, kecap nomer satu," ujar JK.
Sebelumnya, Jokowi dalam kampanyenya di Surabaya, Sabtu (2/2/2019), menyindir bahwa pemakaian hoaks dan Propaganda Rusia digunakan oleh salah satu pasangan capres-cawapres untuk menyerang dalam kampanye Pilpres. Jokowi pun meminta cara-cara kampanye semacam itu harus diakhiri untuk menciptakan kondisi demokrasi yang santun di kalangan masyarakat Indonesia.
Propaganda Rusia yang dimaksud adalah teknik firehose of falsehood, yakni serupa selang pemadam kebakaran atas kekeliruan, seperti yang dimunculkan oleh lembaga konsultasi politik Amerika Serikat Rand Corporation pada Pemilu AS tahun 2016 lalu.
Rand Corporation menganalisis mengenai cara berpolitik Donald Trump mirip metode Presiden Rusia Vladimir Putin di Krimea dan Georgia, yaitu mengunakan teknik kebohongan yang diproduksi secara masif dan simultan melalui media-media pemberitaan yang mereka miliki. (Antara)
Baca Juga: Menyesatkan, Jokowi Dilaporkan ke Bawaslu soal Pernyataan Propaganda Rusia
Berita Terkait
-
Jadi Pengacara Ahmad Dhani, Farhat Abbas Tak Pusing Nasibnya di Kubu Jokowi
-
Mimpi Jokowi Tekan Ongkos Distribusi Logistik Lewat Trans Jawa, Nyatanya...
-
Orang Minang di Jakarta Targetkan Jokowi - Maruf Menang 55 Persen di Sumbar
-
Warga Tangsel Harus Tebus Sertifikat Tanah Jokowi, PSI: Tak Semuanya Gratis
-
Menyesatkan, Jokowi Dilaporkan ke Bawaslu soal Pernyataan Propaganda Rusia
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf