Suara.com - Mantan Menteri Kooordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengkritik terkait program baru capres petahana Joko Widodo terkait pembagian Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah). Menurutnya, rencana pembagian kartu sakti tersebut merupakan cara recehan yang semata-mata dilakukan agar bisa meraih simpatik dari masyarakat di Pilpres 2019.
"Rencana itu seperti memberikan gula-gula saja. Tidak memiliki rencana jangka panjang. Cara recehan," kata Rizal Ramli dalam sebuah diskusi bertajuk Indonesia Perlu Pemimpin Optimis yang Bawa Perubahan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/02/2019).
Diketahui, rencana pembagian kartu sakti itu disampaikan Jokowi saat berpidato di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/2/2019). Pembuatan tiga kartu saksi itu di antaranya adalah Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah), Kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako Murah.
Kebijakan tersebut dianggap Rizal Ramli tidak memiliki dampak jangka panjang. Menurut Rizal, seharusnya dari pada memberikan kartu, pelajar harus ditingkatkan semangat kompetisinya. Hal ini dilakukan agar para pelajar tidak ketergantungan terhadap kartu-kartu tersebut.
Anggaran pendidikan yang berjumlah Rp 440 triliun disisihkan sebesar Rp 20 triliun. Rizal beranggapan dana tersebut dapat digunakan untuk terfokus pada pengadaan kompetisi-kompetisi akademik maupun non akademik.
"Dari 440 triliun, coba dibagi lagi 20 triliun untuk kompetisi bagi pelajar. Biar pelajar terbiasa berkompetisi, tidak kayak bapak-bapaknya yang beda pilihan malah berantem. Saya yakin kualitas pendidikan Indonesia akan meningkat pesat," kata Rizal.
Selain masalah kartu, Rizal juga menjelaskan biaya pendidikan di Indonesia akan terus bertambah. Sehingga dalam lima tahun kedepan pemerintah tidak akan bisa membiayai sepenuhnya.
Solusi dari Rizal Ramli adalah dengan membuat Undang - Undang land grant atau memberikan tanah negara kepada universitas. Selain itu juga membebaskan pajak pendapatan bagi kampus agar nantinya kampus dapat meningkatkan sarana dan prasarananya untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
"Harusnya kita buat Undang - Undang land grant. Negara kasih tanahnya ke kampus. Kita bebaskan pajak jadi kampus makin kaya. Anggarannya bisa buat sarana-sarana lainnya," terang Menko Perekonomian masa Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu. (Fakhri Fuadi)
Baca Juga: Ajak 34 Kepala Daerah Dukung Jokowi, Mendagri Sebut Ganjar Tak Salah
Berita Terkait
-
Rizal Ramli: Saya Kecewa, Sekarang Jokowi Saya Panggil Presiden Widodo
-
Pengamat: Jokowi Tak Salah Singgung Lahan Milik Prabowo di Debat Pilpres
-
Gerindra Bantah Jokowi Pernah Bekerja di Perusahaan Milik Prabowo
-
Pemilih Muslim hingga Emak-emak Lebih Suka PDIP ketimbang Gerindra
-
HNW: Jalan 191 Ribu Kilometer Digarap Era Soekarno, Jokowi Cuma Lanjutkan
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik