Suara.com - Meskipun status waspada Gunung Merapi telah ditetapkan sejak Mei 2018, warga di sekitar gunung api itu kini terpantau relatif tenang. Menurut pantauan Balai Induk Balerante, dalam lima hari terakhir kondisi Gunung Merapi relatif landai.
"Secara garis besar hampir lima hari Merapi relatif lebih landai. Hanya terpantau beberapa kali guguran," ujar Koordinator Balai Induk Balerante, Agus Sarnyata, kepada Suara.com, Selasa (26/2/2019).
Pada Senin (25/2/2019) kemarin, Gunung Merapi memang sempat menyemburkan awan panas. Bunyi semburan awan terdengar hingga beberapa kilometer di bawahnya, namun secara visual tidak tampak.
"Kurang lebih jam 11. Ke arah Kali Gendol. Sekitar satu kilometer," kata Agus.
Menurut Agus, status waspada Gunung Merapi kali ini merupakan yang terpanjang sejak 2006. Pada saat itu, status waspada hanya berlangsung selama tiga bulan. Pada 2010, status itu bahkan lebih singkat.
Letusan terbesar Gunung Merapi pada 2010 menjadi pengalaman berharga bagi warga sekitar. Sebelumnya, sebagai pemantau stasiun, Agus mengaku sering menemui warga yang menolak diamankan atau turun gunung. Mereka umumnya memilih bertahan karena tak menyangka erupsi yang terjadi akan begitu besar dan memakan korban.
Kini, dengan kesiapsiagaan lebih, para warga jauh lebih tenang. Mereka beraktivitas seperti biasa, namun tetap waspada. Pada malam hari, mereka mengawasi adanya lava pijar. Mereka juga memantau sinyal yang ditunjukkan oleh handy-talky.
"Kalau suaranya agak bergelombang berarti ada sesuatu. Guguran atau apa," ucap Agus.
Kepanikan sempat terjadi pada bulan Ramadan tahun lalu. Saat itu terjadi letusan freatik secara tiba-tiba. Sejumlah warga pun bereaksi dengan cepat untuk menyelamatkan diri.
Baca Juga: Dua Penggawa Pacific Caesar Surabaya Dihukum 3 Tahun Larangan Bermain
Selain pandangan mata, warga juga mengandalkan informasi dari Whatsapp Group, media sosial, dan streaming dari kamera pengintai (CCTV).
Balai Induk Balerante dibangun pada 2006. Stasiun ini menjadi salah satu acuan informasi tentang kondisi Gunung Merapi terkini untuk beberapa wilayah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.
Kontributor : Sri Handayani
Berita Terkait
-
Hidup Serba Sulit, Warga Merapi Minta Status Rawan Bencana Dicabut
-
Andalkan WhatsApp, Warga Cangkringan Siap Mengungsi Jika Merapi Bergolak
-
Merapi Luncurkan Awan Panas Hingga Sejauh 1 Km Lebih
-
Sabtu Pagi, Gunung Merapi Alami 6 Kali Gempa Guguran
-
Gunung Merapi Lima Kali Alirkan Lava Pijar pada Selasa
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
Terkini
-
Mahfud MD Sebut RUU Perampasan Aset Bikin Koruptor Ketakutan, Segera Bahas dan Disahkan!
-
Tuai Kritik, KPU Batal Sembunyikan Ijazah Capres dan Cabut Keputusan Kontroversial
-
Resmi Dibatalkan, KPU Klaim Gandeng KPI Rancang Aturan Rahasiakan Ijazah Capres-Cawapres
-
Blusukan ke RSUD Budi Asih, Gubernur Pramono Soroti 95 Persen Pasien BPJS dan Janjikan Renovasi IGD
-
Golkar Usul Pengendalian Medsos Lewat SIM Card, Bukan Batasi Akun
-
Dasco - Sjafrie Sjamsoeddin Sempat Bicara 4 Mata di Ruang Tertutup, Ini yang Dibahas
-
KPK Telusuri Dana Korupsi Haji ke PBNU, Mahfud MD: Segera Tetapkan Tersangkanya Siapa Saja
-
Viral Isu Perselingkuhan Guncang Polri, Irjen Krishna Murti Dimutasi Jadi Staf Ahli Kapolri
-
Mendagri Tito Pacu Daerah Optimalkan Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045
-
'Ini Tugas Negara!' DPR Ultimatum Polisi Usut Tuntas 3 Mahasiswa Hilang Usai Demo Akhir Agustus